Ahad 28 Nov 2021 12:45 WIB

Mentan Dorong Pengusaha di Hipmi Geluti Bisnis Pertanian

Hipmi berperan memajukan sektor pangan dan mengurai tantangan kebutuhan pangan.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolandha
Mentan Syahrul Yasin Limpo. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mendorong Himpunan Pengusaha Muda (Hipmi) Provinsi Sulawesi Selatan agar tak hanya menjadi pengusaha yang sukses bergerak di bidang konstruksi dan properti, namun juga menjadi pengusaha di sektor pertanian atau petani milenial.
Foto: Kementan
Mentan Syahrul Yasin Limpo. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mendorong Himpunan Pengusaha Muda (Hipmi) Provinsi Sulawesi Selatan agar tak hanya menjadi pengusaha yang sukses bergerak di bidang konstruksi dan properti, namun juga menjadi pengusaha di sektor pertanian atau petani milenial.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mendorong Himpunan Pengusaha Muda (Hipmi) Provinsi Sulawesi Selatan agar tak hanya menjadi pengusaha yang sukses bergerak di bidang konstruksi dan properti, namun juga menjadi pengusaha di sektor pertanian atau petani milenial. Syahrul mengatakan, Hipmi memiliki peran memajukan sektor pertanian dalam mengurai tantangan-tantangan ke depan yang menuntut kebutuhan pangan yang lebih besar dan sekaligus meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.

"Bertani itu hebat, menjadi petani muda itu keren. Berusaha di sektor pertanian itu tidak pernah menghianati hasil. Jadi, Hipmi punya peluang menjadi petani dan pengusaha di sektor pertanian yang hebat," kata Syahrul seperti dikutip dalam keterangan pers, Ahad (28/11).

Baca Juga

Syahrul menekankan Hipmi harus mampu mengakselerasi sektor pertanian. Sebab, jika pengusaha muda tak peduli, kebutuhan pangan dalam negeri kian lama akan dikuasai oleh negara asing.

"Dengan HIPMI terjuan ke pertanian, tentu pertanian kita semakin modern. Kita tidak lagi mengendarai traktor dengan manual, tapi cukup pakai remot kontrol dari jarak jauh. Produksi komoditas pertanian kita pun naik dengan kualitas tinggi dan ekspor pun menjadi semakin tinggi. Kuncinya adalah dengan adek-adek HIPMI harus mengembangkan inovasi dan artificial intellingence," tuturnya.

Lebih lanjut, Syahruk menyebutkan peluang ekspor komoditas pangan Indonesia sangat tinggi.

"Ada peluang ekspor bunga kita misalnya ke Belanda nilainya mencapai Rp 5 triliun. Belum lagi peluang ekspor komoditas pangan lainnya dengan negara tujuannya yang banyak. Peluang ini terbuka lebar, tinggal Hipmi mau terjun dengan akselerasi yang dapat mendongkrak produksi, kualitas dan volume ekspor," terangnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement