REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) akan melakukan sensus penduduk lanjutan long form pada tahun 2022 mendatang. Sensus merupakan survei baru yang ditujukan untuk dapat menyediakan parameter demografi masyarakat Indonesia serta karakteristik penduduk.
Kepala BPS, Margo Yuwono, mengatakan, pihaknya akan mengumpulkan data dari 4,3 juta sampel rumah tangga atau 268,4 ribu blok sensus. "Parameter demografi ini bisa kita manfaatkan untuk melakukan proyeksi penduduk secara valid sehingga kita bisa membayangkan komposisi penduduk dalam 20 tahun ke depan seperti apa," kata Margo dalam Workhskop Wartawan di Jakarta, Kamis (25/11).
Lebih detail, Margo menuturkan, pendataan long form akan ditujukan untuk dapat memperkirakan jumlah, distribusi, dan komposisi penduduk. Selain itu dapat diperoleh data untuk penghitungan parameter demografi yang terdiri dari kelahiran, kematian, dan migrasi.
Di satu sisi, sensus tersebut akan bermanfaat sebagai sumber data dari indikator angka kematian ibu. "Kita juga dapat memperbarui data yang digunakan dalam penghitungan proyeksi penduduk," kata Margo.
BPS, kata Margo juga akan menyediakan data karakteristik penduduk dan perumahan. Sensus penduduk 2022 long form itu juga dijadikan data dari indikator kependudukan untuk SDGs yang tidak dapat diperoleh dari sumber lain.
"Data yang dihasilkan berupa karakteristik penduduk, migrasi, pendidikan dan komunikasi, disabilitas, ketenagakerjaan, fertilitas, mortalitas, dan perumahan," ujar dia.
Deputi Bidang Statistik Sosial BPS, Ateng Hartono, menambahkan, sensus penduduk lanjutan 2022 long form akan dilakukan pada Mei-Juni 2022. Adapun setiap sampel akan diajukan 83 pertanyaan.
Sensus lanjutan tersebut akan memperkuat hasil sensus penduduk tahun lalu yang mencatat total penduduk Indonesia per September 2020 sebanyak 270,2 juta jiwa. Adapun mayoritas penduduk Indonesia tercatat didominasi oleh generasi milenial yang lahir pada periode 1981-1996 sebanyak 25,87 persen.