Kamis 25 Nov 2021 10:17 WIB

IHSG Dibuka Naik di Tengah Seiring Penurunan Yield Obligasi

IHSG menguat ke posisi 6.694,95 dan terus naik 0,61 persen

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolandha
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Jakarta, Kamis (11/2). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona hijau pada perdagangan hari ini, Kamis (25/11).
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Jakarta, Kamis (11/2). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona hijau pada perdagangan hari ini, Kamis (25/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona hijau pada perdagangan hari ini, Kamis (25/11). IHSG menguat ke posisi 6.694,95 dan terus naik 0,61 persen hingga tembus kembali ke level 6.723,21.

Phillip Sekuritas Indonesia memperkirakan,  IHSG bergerak menguat sepanjang hari ini. Kenaikan pasar saham domestik ini terjadi di tengah turunnya imbal hasil (yield) surat utang Pemerintah AS (US Treasury) bertenor 10 tahun turun 1,2 bps menjadi 1,65 persen. 

Baca Juga

Dari global, Phillip Sekuritas Indonesia mengatakan, pergerakan pasar saham dipengaruhi oleh naskah pertemuan kebijakan bank senral AS (FOMC Minute) November ini. Pejabat Federal Reserve mengatakan terbuka terhadap upaya mempercepat penghapusan program pembelian obligasi dan bergerak lebih cepat menaikkan suku bunga acuan jika tingkat inflasi tetap tinggi.

Pertumbuhan ekonomi (PDB) AS direvisi ke atas menjadi 2,1 persen QoQ di kuartal III 2021 dari perhitungan sebelumnya. Secara yoy, PDB tumbuh 4,9 persen. Menurut riset, lemahnya belanja konsumen masih menjadi faktor dominan pada perlambatan ekonomi secara keseluruhan.

Di pasar tenaga kerja, jumlah orang yang mencairkan tunjangan pengangguran untuk pertam kali (Initial Jobless Claims) sebanyak 199 ribu minggu lalu, lebih rendah dari ekspektasi 260 ribu dan angka pada minggu sebelumnya, 270 ribu. Dengan demikian trend penurunan Initial Jobless Claims di perpanjang menjadi 7 minggu beruntun dan mencapai level terendah sejak November 1969.

Untuk hari ini, investor menantikan keputusan suku bunga acuan dari bank sentral Korea (BOK), rilis data ekonomi Jerman (Consumer Confidence dan perhitungan akhir PDB kuartal III 2021) serta pidato Presiden bank sentral Eropa (ECB) Christine Lagarde. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement