REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Saudi Tadawul Group, operator bursa saham kerajaan, telah menetapkan kisaran harga indikatif penawaran umum perdana sebesar 3,78 miliar riyal (1,01 miliar dolar AS). Saudi Tadawul berencana menjual 36 juta saham atau 30 persen dari saham yang dimiliki. Harga saham berada di kisaran harga 95 riyal hingga 105 riyal per saham.
Seperti dilansir dari laman Reuters, Senin (22/11), rencana pencatatan Saudi Tadawul muncul setelah ledakan aktivitas IPO di kerajaan menyusul pencatatan Saudi Aramco pada 2019. Aramco berhasil mengumpulkan 29,4 miliar dolar AS dalam flotasi terbesar di dunia.
IPO yang menonjol tahun ini merupakan flotasi ACWA Power International senilai 1,2 miliar dolar AS dan IPO Saudi Telecom Co dari unitnya, Arabian Internet and Communications Services Co, yang mengumpulkan sekitar 966 juta dolar AS.
Saudi Tadawul mengatakan, harga akhir penawarannya akan ditentukan setelah selesainya proses book building, yang dimulai Ahad (21/11) dan berakhir pada 26 November. Adapun kapitalisasi pasar perusahaan yang terdaftar di Tadawul sekitar 2,7 triliun dolar AS, menjadikan bursa tersebut sebagai bursa saham terbesar di dunia Arab.
“Bursa saham Arab Saudi telah mengubah dirinya menjadi perusahaan induk dan akan berganti nama menjadi Saudi Tadawul Group menjelang pencatatan tahun ini,” ujar Kepala Eksekutif Grup Khalid al-Hussan.
Grup ini memiliki empat anak perusahaan, yaitu pasar ekuitas Saudi Exchange, perusahaan kliring efek Muqassa, perushaan penyimpanan efek Edaa, dan anak usaha baru yang fokus pada layanan teknologi, Wamid.
Saudi Tawadul Group akan dicatatkan di indeks utama bursa Saudi usai pencatatan saham perdana selesai. SNB Capital Co, JPMorgan Arab Saudi dan Citigroup Arab Saudi bertindak sebagai Penasihat keuangan, koordinator global bersama, penjamin emisi dan bookrunners.
Tawadul merupakan satu dari 10 pasar saham global teratas dengan kapitalisasi senilai 2,7 triliun dolar AS. Tawadul akan menjadi perusahaan bursa saham regional ketiga yang sahamnya diperdagangkan secara publika setelah Dubai Financial Market dan Boursa Kuwait.