Senin 15 Nov 2021 09:55 WIB

IHSG Diproyeksi Menguat Jelang Rilis Data Ekonomi Asia

Pagi ini IHSG menguat ke level 6.661,84.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
Karyawan melintas di dekat layar yang menampilkan pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta (ilustrasi). .Prayogi/Republika
Foto: Prayogi/Republika.
Karyawan melintas di dekat layar yang menampilkan pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta (ilustrasi). .Prayogi/Republika

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka naik pada perdagangan awal pekan ini, Senin (15/11) sejalan dengan kenaikan indeks saham di Asia. IHSG menguat ke level 6.661,84 setelah ditutup melamah akhir pekan lalu. 

IHSG diproyeksi akan cenderung menguat hari ini. "Indeks saham di Asia dibuka naik setelah indeks saham utama di Wall Street akhir pekan lalu di tutup naik," tulis Phillip Sekuritas Indonesia dalam risetnya, Senin (15/11). 

Baca Juga

Menurut riset Phillip Sekuritas Indonesia, pagi ini investor mencerna rilis data perhitungan awal pertumbuhan ekonomi (PDB) kuartal ketiga Jepang yang mencatatkan kontraksi 3 persen dibanding kuartal sebelumnya. Ekonomi Jepang sudah mengalami kontraksi sebanyak 5 kuartal dalam 8 kuartal terakhir. 

Jika tanpa memperhitungkan laju pertumbuhan terendah selama pandemi, pertumbuhan PDB riil Jepang berada pada titik terendah sejak akhir 2014. Kontraksi ekonomi ini membuat pemerintah Jepang meluncurkan paket stimulus fiskal agar ekonomi negaranya kembali ke jalur pemulihan.

Investor juga menantikan rilis sejumlah data ekonomi penting bulan Oktober Cina hari ini yang meliputi Indeks Harga Rumah (House Price Index), Industrial Production, Peenjualan Ritel (Retail Sales), Tingkat Pengangguran (Unemployment Rate) serta Investasi Aset Tidak Bergerak (Fixed Asset Investment).

Indikator seperti penurunan harga properti, konsumen yang merasa khawatir serta sektor manufaktur yang mulai menurun, semuanya mengarah pada perlambatan momentum pemulihan ekonomi Cina. Respons kebijakan yang terbatas dari Beijing membuyarkan harapan adanya dukungan berupa paket stimulus, paling tidak untuk saat ini.

Sementara itu, di pasar obligasi imbal hasil (yield) surat utang Pemerintah AS (US Treasury Note) bertenor 10 tahun naik tipis 2 bps menjadi 1,58 persen pada Jumat lalu.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement