REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Unit Usaha Syariah (UUS) Bank Permata mempersiapkan ekspansi ke Thailand setelah terbuka jalan melalui Bangkok Bank. SEVP Office of the President Bangkok Bank PCL, Dr Kobsak Pootrakool mengatakan potensi bank syariah di Thailand cukup besar mengingat sejumlah provinsi memiliki sekitar 50 persen penduduk Muslim.
"Kita bisa tawarkan juga produk bank syariah pada mereka, di sini kita sangat bangga memiliki Permata Syariah, kita bisa buka di Thailand juga," katanya dalam Financial Results Analyst & Media Gathering virtual, Rabu (10/11).
Kobsak mengatakan, kolaborasi produk syariah Bangkok Bank dan Permata sangat penting karena bisa membawa pada keberlanjutan bisnis. Hal tersebut juga sangat memungkinkan dilakukan bersama dengan kolaborasi dan dukungan di segmen lain.
Sharia Business Unit Director Bank Permata, Herwin Bustaman mengatakan, kolaborasi tersebut memungkinkan untuk digarap. Saat ini, Permata Syariah masih dalam proses kajian."Kami masih melakukan kajian terkait inisiatif tersebut," katanya.
Herwin mengatakan, ada hampir 10 persen populasi Muslim di Thailand yang juga membutuhkan produk keuangan syariah. Mayoritas mereka berada di wilayah selatan Thailand dan juga Greater Bangkok.
Herwin mengatakan, Permata Syariah mencatatkan pertumbuhan pembiayaan sebesar 10,6 persen (yoy) menjadi Rp 15,7 triliun per September 2021. Sementara itu Dana Pihak Ketiga (DPK) tercatat Rp 21,9 triliun, naik 17,9 persen secara tahunan.
Ia memproyeksi pertumbuhan bisnis hingga akhir tahun juga akan dua digit. Di tahun ini, Permata Syariah menahan dan sangat selektif dalam penyaluran pembiayaan. Mayoritas portofolio memiliki NIM cukup tipis.
"Ke depan kita akan mulai masuk ke margin lebih lebar seperti UKM dan trade financing, juga akan masuk melayani ke ekosistem-ekosistem syariah untuk meningkatkan NIM, diharap ini bisa berdampak signifikan," katanya.
Herwin mengatakan, cukup banyak potensi yang dapat dilayani di ekosistem syariah sehingga UUS dapat tumbuh secara organik. Jika sudah terlayani dengan baik, Permata Syariah juga akan eksplor lagi untuk inorganic growth.
Ia optimistis pertumbuhan double digit bisa tercapai. Per September 2021, pertumbuhan aset sudah mencapai 11 persen. Porsi portofolio syariah terhadap induk sendiri mencapai 13 persen, turun dari sekitar 14 persen sejak penggabungan dengan Bangkok Bank Cabang Indonesia usai Bangkok Bank Public Company Limited resmi menyelesaikan akuisisi 89,12 persen saham Bank Permata.