Jumat 22 Oct 2021 07:41 WIB

Tesla Pecahkan Rekor Laba di Tengah Kelangkaan Chip

Tesla menjual 241.391 mobil.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Dwi Murdaningsih
Sedan Tesla terparkir di diler Littleton, Colorado, AS
Foto: AP Photo/David Zalubowski
Sedan Tesla terparkir di diler Littleton, Colorado, AS

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Pembuat mobil listrik Tesla telah menepis masalah rantai pasokan dan kekurangan microchip global. Tesla melaporkan rekor penjualan dan laba kuartalan.

Pendapatan Tesla naik menjadi 13,76 miliar dolar AS (Rp 195,2 triliun) pada kuartal ketiga tahun ini. Angka ini naik dari 8,77 miliar dolar AS (Rp 124,4 triliun) pada 12 bulan sebelumnya.

 

Perusahaan, yang dipimpin oleh pengusaha miliarder Elon Musk, membukukan laba bersih 1,6 miliar dolar AS (Rp 22,7 triliun) dan menjual 241.391 mobil.

 

"Kami mencapai pendapatan bersih, laba operasi, dan laba kotor terbaik yang pernah ada," kata Tesla, dilansir di BBC, Jumat (22/10).

 

Perusahaan itu mengatakan China tetap menjadi pusat ekspor utamanya dan berencana untuk meluncurkan jenis baterai yang berbeda di kendaraan standarnya di seluruh dunia.

 

Baterai lithium besi fosfat baru lebih murah daripada baterai tradisional tetapi menawarkan jangkauan yang lebih rendah. Analis mengatakan ini dapat membantu menekan biaya dan mengatasi kekurangan suku cadang.

 

Tesla mengatakan telah menghadapi berbagai tantangan untuk menjaga pabriknya tetap berjalan, termasuk kekurangan global microchip mobil, kemacetan di pelabuhan dan pemadaman bergilir.

 

Saat ini terjadi kekurangan chip komputer di seluruh dunia, yang juga dikenal sebagai semikonduktor, yang digunakan dalam jutaan produk termasuk mobil, mesin cuci, dan telepon pintar.

 

Namun, Tesla menambahkan bahwa pihaknya berencana untuk meningkatkan kapasitas manufaktur secepat mungkin. Tesla diharapkan untuk melihat peningkatan 50 persen dalam penjualan mobil setiap tahun.

 

"Sementara pabrik Fremont memproduksi lebih banyak mobil dalam 12 bulan terakhir dibandingkan tahun lainnya, kami percaya ada ruang untuk perbaikan berkelanjutan. Selain itu, kami terus meningkatkan Gigafactory Shanghai dan membangun kapasitas baru di Texas dan Berlin," kata Musk.

 

 

Mayoritas pendapatan Tesla berasal dari penjualan mobil Model 3 dan Model Y dengan harga lebih rendah, yang naik 87 persen menjadi 232.102.

 

Victoria Scholar, kepala investasi di Interactive Investor, mengatakan hasil Tesla mengalahkan ekspektasi analis.

 

"Ini adalah serangkaian angka yang mengesankan dalam konteks kekurangan chip global yang sedang berlangsung," kata Scholar.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement