REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menyerap dana sebesar Rp 5 triliun dari lelang lima seri surat berharga syariah negara (SBSN) atau sukuk negara. Total penawaran yang masuk sebesar Rp 53,42 triliun.
Berdasarkan keterangan resmi Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan seperti dikutip Rabu (20/10), mencatatkan hasil lelang sukuk ini memenuhi target sebesar Rp 5 triliun.
Seri SPNS06042022, jumlah dimenangkan sebesar R p0,8 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 2,76 persen. Penawaran masuk seri SBSN yang jatuh tempo 6 April 2022 ini sebesar Rp 9 triliun, dengan imbal hasil terendah masuk 2,76 persen dan tertinggi 3,5 persen.
Seri PBS031, jumlah dimenangkan sebesar Rp 1,4 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 4,08024 persen. Penawaran masuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 15 Juli 2024 ini sebesar Rp 10,56 triliun, dengan imbal hasil terendah masuk 4,06 persen dan tertinggi 4,4 persen.
Seri PBS032, jumlah dimenangkan sebesar Rp1,2 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 4,84196 persen. Penawaran masuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 15 Juli 2026 ini sebesar Rp 7,42 triliun dengan imbal hasil terendah masuk 4,83 persen dan tertinggi lima persen.
Seri PBS029, jumlah dimenangkan sebesar Rp 1,1 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 6,3 persen. Penawaran masuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 15 Maret 2034 ini sebesar Rp 14,47 triliun, dengan imbal hasil terendah masuk 6,3 persen dan tertinggi 6,71 persen.
Seri PBS028, jumlah dimenangkan sebesar Rp 0,5 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 6,92 persen. Penawaran masuk seri SBSN yang jatuh tempo 15 Oktober 2046 ini sebesar Rp11,95 triliun dengan imbal hasil terendah masuk 6,92 persen dan tertinggi 7,16 persen.
Dengan lelang tersebut, maka realisasi penerbitan sukuk negara periode Januari sampai Oktober 2021 sebesar Rp 220,19 triliun.