REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Importasi barang Indonesia dari China mengalami penurunan cukup tajam pada September 2021. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat penurunan nilai impor non migas dari China mencapai 518,2 juta dolar AS atau merupakan penurunan terdalam dari seluruh negara asal impor.
Kepala BPS Margo Yuwono menjelaskan penurunan impor non migas terbesar yakni dari mesin dan peralatan elektrik (kode HS 85). Selanjutnya diikuti oleh penurunan produk kimia (kode HS 38) serta impor buah-buahan (kode HS 08).
"Meski begitu, pangsa impor terbesar Indonesia masih berasal dari China," kata Margo dalam konferensi pers, Jumat (15/10) kemarin.
Total nilai impor non migas Indonesia dari China sepanjang bulan September 2021 tercatat sebesar 4,4 miliar dolar AS. Nilai tersebut setara 30,89 persen dari total nilai impor non migas Indonesia bulan lalu sebesar 14,37 miliar dolar AS.
Di saat yang bersamaan, ekspor non migas Indonesia terbesar pada bulan lalu juga tertuju pada China yang nilainya mencapai 4,54 miliar dolar AS. Nilai ekspor tersebut setara 23,10 persen dari total nilai ekspor non migas Indonesia yang mencapai 19,67 miliar dolar AS. Dengan kata lain, neraca dagang Indonesia dengan China sepanjang September 2021 berhasil mencatatkan surplus yang tipis sekitar 100 juta dolar AS.