Jumat 08 Oct 2021 09:30 WIB

Kenaikan Bursa Global Bawa IHSG Menguat

IHSG diperkirakan akan cenderung menguat pada perdagangan akhir pekan ini.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolandha
Karyawan berjalan di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (16/8). IHSG diperkirakan akan cenderung menguat pada perdagangan akhir pekan ini.
Foto: Antara/Aprillio Akbar
Karyawan berjalan di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (16/8). IHSG diperkirakan akan cenderung menguat pada perdagangan akhir pekan ini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona hijau pada perdagangan hari ini, Jumat (8/10). IHSG menguat sebesar 0,80 persen ke posisi 6.467,32. Sementara itu indeks LQ45 naik signfikan sebesar 1,20 persen.

Phillip Sekuritas Indonesia memperkirakan IHSG akan cenderung menguat pada perdagangan akhir pekan ini. "Indeks saham di Asia dibuka naik mengikuti reli indeks saham utama di Wall Street semalam," tulis Phillip Sekuritas Indonesia dalam risetnya, Jumat (8/10).

Nikkei 225 memimpin dengan kenaikan sebesar 2 persen, lalu diikuti Shanghai Composite yang naik 0,70 persen, dan Hang Seng menguat 0,22 persen. Sedangkan DJI semalam ditutup menguat 0,98 persen dan S&P 500 menguat 0,83 persen. Nasdaq memimpin kenaikan sebesar 1,05 persen. 

Sementara itu, imbal hasil (yield) surat utang Pemerintah AS (US Treasury Note) naik 4,7 bps menjadi 1,57 persen. Investor mempersiapkan diri menghadapi rilis data penting pasar tenaga kerja AS untuk bulan September.

Sentimen investor membaik setelah Senat AS menyetujui RUU untuk menolong AS menghindari gagal bayar. RUU ini memberi izin penambahan batas penarikan utang Pemerintah AS sebesar 480 miliar dolar AS.

Jumlah utang nasional AS saat ini mencapai sekitar 28,4 triliun dolar AS dan menurut RUU ini akan bertambah menjadi 28,8 triliun dolar AS. RUU ini selanjutnya akan di bawa ke DPR AS untuk di bahas dalam beberapa hari ke depan.

Baca juga : Simulasi Pelayanan Penumpang Internasional di Bali Dimulai

Dari sisi makroekonomi, menurut riset, investor mencerna rilis data mingguan pasar tenaga kerja di mana jumlah orang yang untuk pertama kali mencairkan tunjangan pengangguran secara tak terduga turun menjadi 326.000 untuk minggu yang berakhir 2 Oktober, lebih rendah dari eskpektasi sebesar 348.000 dan angka pada minggu sebelumnya 364.000. 

Di pasar komoditas, harga minyak mentah melanjutkan reli. Investor memandang bahwa kecil kemungkinan Pemerintah AS akan melempar minyak ke pasar dari cadangan strategisnya atau melarang ekspor minyak untuk mengurangi ketatnya pasokan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement