REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia Port Corporation Car Terminal (IPCC) atau PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IKT) bersama PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) melakukan soft launching penggunaan Radio Frequency Identification (RFID) pada unit yang dibawa TMMIN yaitu Toyota di Terminal IPCC, Jakarta, Rabu (29/9).
Direktur Utama IPCC Rio T.N Lasse menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada TMMIN yang telah mempercayakan penanganan bongkar muatnya kepada IPCC dan implementasi RFID. "Kami sangat berterima kasih kepada TMMIN yang telah mempercayakan kami untuk menangani bongkar muat kendaraan Toyota," ujar Rio dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (30/9).
Rio menyebut penggunaan RFID ini merupakan bagian dari perjalanan digitalisasi di Terminal IPCC yang diawali dengan implementasi TOS Internasional, Billing engine, dan ERP pada 2015, kemudian dilanjutkan dengan TOS Domestik pada 2018 dan berlanjut dengan pengembangan sistem CEISA, Auto NPE, dan Autogate Management System Dashboard pada tahun ini.
Rio mengatakan penggunaan RFID mendukung terciptanya Car Logistic Ecosystem yang nanti dapat memberikan nilai tambah tidak hanya pada IPCC namun, juga kepada para pelanggan. "Kami akan mendukung penuh program RFID ini dari segala aspek, baik dari aspek sumber daya manusia nya maupun aspek pendukung lainnya," ucap Rio.
Sebelum pengunaan RFID tersebut, ungkap Rio, pencatatan atas informasi unit kargo kendaraan yang masuk ke terminal IPCC hingga muat ke kapal dilakukan denga menggunakan scan informasi VIN dengan menggunakan handheld.
Rio menilai akurasi terhadap kargo yang masuk semakin meningkat setelah adanya RFID melalui verifikasi informasi digital dengan menggunakan autogate dan verifikasi informasi fisik unit kargo sehingga meningkatkan kepastian terkait informasi unit kargo yang masuk.
"Dengan adanya RFID yang saling terintegrasi, maka utilisasi penggunaan RFID dapat saling terkoneksi antara sistem pencatatan dari pemilik kargo hingga pencatatan di Bea Cukai," ungkap Rio.
Kata Rio, saat masuk gate terminal, spesifikasi unit kendaraan telah terbaca RFID sehingga data-data tersebut masuk ke dalam server RFID yang akan memberikan data-data terkait unit kendaraan kepada pemilik unit kendaraan, terminal kendaraan terkait dengan penempatan unit kendaraan di lahan penumpukan maupun gedung parkir, hingga Bea Cukai.
Rio menyampaikan penggunaan RFID merupakan bagian digitalisasi pelabuhan yang akan mempermudah konektivitas dan validasi data antarpihak sehingga mengurangi risiko kesalahan pencatatan data kendaraan. Rio menilai keamanan dari pencatatan melalui sistem RFID telah dipertimbangkan untuk mencegah adanya risiko kesalahan maupun gagal sistem serta ancaman dri pihak eksternal.
"Bagi IPCC, penerapan sistem digitalisasi melalui penggunaan RFID akan memudahkan pencatatan data unit yang masuk dan dikoneksikan dengan bagian pencatatan di divisi keuangan sehingga proses sinkronisasi dapat lebih detil," ucap Rio.