Rabu 29 Sep 2021 15:00 WIB

Menuju Integrasi Transportasi Jabodetabek

Integrasi transportasi harus terus dikawal.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Fuji Pratiwi
Menteri BUMN Erick Thohir bersama Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat peresmian integrasi transportasi Jabodetabek di Stasiun Tebet, Jakarta, Rabu (29/9). Pemerintah terus mendorong sistem integerasi transportasi Jabodetabek untuk mempermudah masyarakat dalam mengakses transportasi umum sekaigus meningkatkan jumlah penggunanya. .
Foto: Prayogi/Republika.
Menteri BUMN Erick Thohir bersama Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat peresmian integrasi transportasi Jabodetabek di Stasiun Tebet, Jakarta, Rabu (29/9). Pemerintah terus mendorong sistem integerasi transportasi Jabodetabek untuk mempermudah masyarakat dalam mengakses transportasi umum sekaigus meningkatkan jumlah penggunanya. .

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam menuju integrasi transportasi Jabodetabek, pemerintah hari ini meresmikan dan mencanangkan empat proyek. Keempat proyek tersebut yakni sistem pertiketan dan tarif integrasi, pembangunan jembatan penyebrangan multiguna (JPM) serta revitalisasi Stasiun Sudirman, penataan stasiun kereta rel listrik tahap dua yakni Stasiun Tebet, Palmerah, Gondangdia, Manggarai, dan Jakarta Kota, dan terakhir yaitu penandatanganan dokumen integrasi transportasi Jabodetabek.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan siap mendukung dalam proses integrasi transportasi Jabodetabek. "Pemerintah pusat siap memberikan dukungan seperti regulasi dan kemudahan," kata Budi dalam peresmian integrasi transportasi Jabodetabek di Stasiun Tebet, Jakarta, Rabu (29/9).

Baca Juga

Budi memastikan Kementerian Perhubungan akan memberikan kemudahan regulasi agar proses integrasi tersebut dapat segera terlaksana secara menyeluruh. Dia menegaskan, Presiden Joko Widodo meminta hal tersebut dapat dilaksanakan dengan baik.

Terlebih menurut Budi, Jabodetabek merupakan wilayah aglomerasi yang cukup besar. "Tidak mungkin membiarkan Jakarta sendiri, harus ada koneksi di setiap modanya," tutur Budi.

Budi menilai integrasi setiap transportasi mulai dari MRT, LRT, KRL, Transjakarta, dan lainnya harus terus dikawal. Budi juga mengapresiasi Kementerian BUMN yang sistematis dan diikuti dengan upaya dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Sementara itu, Direktur Utama PT Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek Tuhiat menjelaskan, proyek pertama yakni sistem pertiketan dan tarif integrasi dilakukan oleh PT JakLinko.

Tuhiat mengatakan, JakLinko akan melakukan integrasi pertiketan dan tarif transportasi di Jabodetabek dalam tiga fase. "Saat ini JakLinko sudah menghasilkan kartu dan aplikasi yang diujicobakan secara terbatas pada Agustus 2021 di KRL, MRT, Transjakarta, dan LRT Jakarta," ungkap Tuhiat.

Tuhiat menjelaskan, pencanangan kartu dan aplikasi JakLinko menandakan selesainya fase pertama dari tiga fase kegiatan. Lalu pada fase kedua JakLinko akan menyelesaikan Mobility as a Service yang ditargetkan selesai pada Maret 2022.

Lalu fase terakhir kegiatan JakLinko yaitu menyelesaikan account ticketing yang seluruhnya selesai pada Agustus 2022. "Maka dengan nantinya selesai proyek ini mudah-mudahan konektivitas ticketing pembayaran di Jakarta sempurna," jelas Tuhiat.

Lalu proyek kedua yaitu pembangunan jembatan penyeberangan multiguna (JPM) dan revitalisasi Stasiun Sudirman. Badan Pengelola Transportasi Jakarta (BPTJ) menugaskan PT MRT dan PT Kereta Api Indonesia (Persero) untuk kemudian menugaskan kepada PT Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek membangun JPM yang menghubungkan stasiun LRT Jabodebek Dukuh Atas dengan Stasiun Sudirman serta revitalisasinya.

Tuhiat mengatakan, JPM tersebut diharapkan menjadi ikon integrasi sehingga menjadi identitas baru perkotaan. "JPM selesai ditargetkan sesuai dengan rencana selesainya LRT Jabodebek pada Juni 2022," kata Tuhiat.

Proyek ketiga yakni pencanangan penataan stasiun tahap kedua. Penataan tersebut meliputi Stasiun Tebet, Palmerah, Gondangdia, Manggarai, dan Jakarta Kota.

"Penataan stasiun tahap kedua merupakan berkelanjutan penataan tahap pertama." ujar Tuhiat.

Proyek terakhir yakni penandatangan dokumen integrasi transportasi Jabodetabek. Tuhiat mengatakan, kajian menyeluruh sudah dilakukan dengan menghasilkan konsep integrasi.

"Untuk mengoptimalkan integrasi diperlukan enam hal yaitu integrasi fisik, manajemen, layanan pertiketan, penyediaan informasi, dan brand," ungkap Tuhiat.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement