Senin 27 Sep 2021 18:56 WIB

FESyar Regional Jawa 2021 Resmi Dimulai

BI melakukan berbagai pendekatan untuk mengembangkan ekonomi syariah.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Fuji Pratiwi
Logo Bank Indonesia (BI). FESyad Regional Jawa yang digelar BI resmi digulirkan.
Foto: ANTARA/Hafidz Mubarak A
Logo Bank Indonesia (BI). FESyad Regional Jawa yang digelar BI resmi digulirkan.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Festival Ekonomi Syariah (FESyar) Regional Jawa 2021 resmi dimulai pada Senin (27/9) dan dipusatkan di Surabaya, Jawa Timur. FESyar tahun ini digelar secara hibrid, yakni disajikan secara online dan secara offline.

Kepala Perwakilan BI Provinsi Jawa Timur Budi Hanoto berharap, gelaran FESyar ini dapat menumbuhkembangkan industri maupun sektor keuangan syariah, khususnya di Jawa Timur. Budi mengatakan, ekonomi keuangan syariah Jawa Timur mempunya prospek yang sangat bagus.

Baca Juga

Di Jatim, terdapat banyak pesantren maupun UMKM yang memproduksi produk-produk halal. Budi mengaku, KPw BI Jatim telah melakukan pendekatan-pendekatan melalui berbagai program. Seperti program One Pesantren One Produk (OPOP) maupun mewadahinya melalui Himpunan Bisnis Pesantren (Hebitren).

"Jadi memang ini punya halal value chain. Kami mendekatinya dengan berbagai macam program seperti OPOP, Hebitren, itu semua menjadikan satu wadah untuk mendorong produk syariah," kata Budi.

Budi mengakui, KPw BI Jatim masih memiliki banyak pekerjaan rumah yang sangat menantang dalam upaya mengembangkan produk halal maupu  keuangan syariah. Apalagi Indonesia sebagai negara Muslim terbesar memiliki peluang untuk menguasai pasar syariah dunia. Selama ini Indonesia diakuinya masih menjadi konsumen.

"Sehingga perlu menyeimbangkan dengan menjadi produsen. Potensi ini perlu kita garap dengan roadmap yang jelas," ujar Budi.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, betapa besarnya potensi syariah Indonesia jika bisa bersama-sama dikembangkan. Apalagi, populasi umat Islam dunia diperkirakan mencapai 2,158 miliar pada 2030, atau 26 persen dari total penduduk dunia.

Khofifah mengingatkan, jaminan halal saat ini sudah diakui World Trade Organization (WTO). Pandangan dunia terhadap produk halal pun semakin hari semakin baik, sehingga banyak negara yang mencoba memanfaatkan peluang tersebut.

Seperti China yang menjadi eksportir baju Muslim tertinggi ke Timur Tengah, Malaysia yang mempunyai visi menjadi pusat industri halal dan keuangan syariah global, Brasil yang menjadi pemasok daging unggas halal terbesar ke Timur Tengah, dan Thailand yang mempunyai visi menjadi dapur halal dunia.

"Halal sudah menjadi gaya hidup masyarakat global. Perlu mendorong tumbuhnya ekonomi syariah. Kita punya waktu kita punya kesempatan," kata Khofifah.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement