REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perdagangan segera melakukan uji coba penerapan aplikasi PeduliLindungi di pasar tradisional seperti halnya di pusat perbelanjaan. Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi, mengatakan, hal itu demi memberikan rasa aman dan nyaman bagi pengunjung sehingga dapat kembali menggerakkan ekonomi di pasar tradisional.
"Ada beberapa pasar rakyat yang akan diuji coba dengan memperhatikan tingkat vaksinasi pedagang dan pengelola pasar rakyat," kata Lutfi dalam pernyataan resminya pada Sabtu (26/9).
Lutfi menegaskan, penerapan standar operasional dengan aplikasi PeduliLindungi sangat penting bagi pasar agar masyarakat dapat hidup berdampingan dengan Covid-19 di masa yang akan datang. Kegiatan ekonomi dapat meningkat namun disaat yang sama memutus rantai penularan.
Adapun yang menjadi pertimbangan utama pelaksanaan aplikasi PeduliLindungi yakni pedagang dan pengelola pasar sudah divaksin 100 persen. Selain itu, pasar tersebut sudah mampu menerapkan protokol kesehatan sesuai rekomendasi Kemendag.
Sebagai informasi, berdasarkan survei yang dilakukan Kemendag, tingkat vaksinasi pedagang pasar tradisional secara nasional sudah mencapai 62 persen. Pasar yang akan menerapkan uji coba juga harus memiliki akses pintu masuk dan keluar yang dapat dikontrol pengelola, serta menyediakan petugas yang bisa menjalankan penerapan aplikasi.
Lutfi menyebut, salah satu pasar yang siap menerapan aplikasi itu yakni Pasar Badung, Bali. Sebab, para pengelola, pedagang beserta keluarganya sudah divaksin seluruhnya. Hal itu juga seiring dengan rencana pemerintah untuk kembali membuka pariwisata bali bagi wisatawan mancanegara.
"Kita mau putuskan rantai penularan tapi juga mencoba supaya pasar lebih ramai lagi dan ekonomi berjalan baik," kata Lutfi.
Adapun berdasarkan usulan Asosiasi Pengelola Pasar Indonesia (Asparindo), implementasi aplikasi PeduliLindugi juga siap diuji di enam pasar, yakni Pasar Mayestik dan Pasar Blok M di Jakarta, Pasar Baltos di Bandung, Pasar Modern BSD di Tangerang Selatan, Pasar Modern 8 Alam Sutera di Tangerang, dan Pasar Wonodri di Semarang. Keenam pasar tersebut diketahui telah mendapatkan QR Code dari Kementerian Kesehatan.
Lutfi pun menegaskan, keberhasilan implementasi aplikasi tersebut di pasar tradisional sangat tergantung pada kesadaran dan peran aktif masyarakat. Di samping itu, kesiapan sumber daya manusia pengelola pasar rakyat dalam menerapkan teknologi digital.
"Adanya penerapan serta vaksinasi yang mencapai 100 persen diharapkan bisa meningkatkan kepercayaan dan keamanan bagi konsumen untuk kembali berbelanja ke pasar dan meningkatkan omzet pedagang," ujarnya.