Selasa 21 Sep 2021 13:27 WIB

Presiden Sebut PT Krakatau Steel Sudah Semakin Sehat

Presiden Jokowi meresmikan pabrik hot stripmill 2 dengan kapasitas 1,5 juta ton.

Rep: M Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
Presiden Joko Widodo menandatangani baja produk terbaru saat meresmikan pabrik Hot Strip Mill 2 PT Krakatau Steel (Persero) Tbk di Kota Cilegon, Banten, Selasa (21/9/2021). Pabrik ini memiliki kapasitas produksi hot rolled coil (HRC) sebesar 1,5 juta ton per tahun dan merupakan pabrik pertama di Indonesia yang mampu menghasilkan HRC kualitas premium.
Foto: ANTARA/Biro Pers dan Media Setpres
Presiden Joko Widodo menandatangani baja produk terbaru saat meresmikan pabrik Hot Strip Mill 2 PT Krakatau Steel (Persero) Tbk di Kota Cilegon, Banten, Selasa (21/9/2021). Pabrik ini memiliki kapasitas produksi hot rolled coil (HRC) sebesar 1,5 juta ton per tahun dan merupakan pabrik pertama di Indonesia yang mampu menghasilkan HRC kualitas premium.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo menyebutkan hasil transformasi di PT Krakatau Steel (Persero) Tbk menunjukkan kondisi BUMN tersebut sudah semakin sehat. Jokowi meminta Krakatau Steel harus mampu memenuhi kebutuhan baja dalam negeri.

"PT Krakatau Steel juga terus melakukan transformasi dan terus melakukan restrukturisasi. Pak Menteri BUMN tadi juga menyampaikan KrakatauSteel saat ini sudah semakin sehat, karena sebelumnya memang kurang sehat," kata Presiden Jokowi di Cilegon, Banten, Selasa (21/9).

Baca Juga

Presiden Jokowi menyampaikan hal tersebut saat meresmikan pabrik hot stripmill 2 Krakatau Steel yang memiliki kapasitas produksi hot rolledcoil (HRC) sebesar 1,5 juta ton per tahun. "Produksinya juga semakin lancar, industri ini sangat strategis. Oleh sebab itu, saya memberikan perhatian besar bagi industri baja ini," tambah Presiden.

Produk yang dihasilkan Krakatau Steel, menurut Presiden Jokowi, sangat dibutuhkan dan dimanfaatkan industri lain. "Artinya, akan mengurangi semakin banyak impor kita dari negara-negara lain dan menjadi salah satu pilar penting untuk memacu pertumbuhan ekonomi Indonesia karena konsumsi baja kita sangat besar," ungkap Presiden.

Presiden Jokowi menyebut dengan mengetahui konsumsi baja Indonesia sangat besar, maka tidak boleh dibiarkan untuk dimasuki produk-produk dari luar. "Konsumsi baja ini terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, bukan hanya pembangunan infrastruktur, tapi juga pembangunan industri lainnya yang nanti juga membutuhkan baja utamanya industri otomotif," tambah Presiden.

Apalagi, dalam lima tahun terakhir, kebutuhan baja Indonesia meningkat hingga 40 persen yang dipacu oleh pembangunan infrastruktur. "Walaupun di masa pandemi, proses transformasi BUMN tetap terus kita lakukan. Transformasi BUMN menjadi keharusan agar menjadi kelas dunia yang semakin profesional, kompetitif, dan menguntungkan untuk memberikan pelayanan lebih baik bagi masyarakat dan membuka semakin banyak lapangan pekerjaan bagi masyarakat serta berkontribusi lebih besar pada pendapatan negara," kata Presiden.

Krakatau Steel pada 2020 mencatatkan laba bersih Rp 326 miliar dengan laba operasi Rp 2,4 triliun. Perusahaan tersebut mampu meraih laba dari yang sebelumnya mengalami kerugian sejak 2012. Perseroan mampu menurunkan biaya operasional pada 2020 dari Rp 4,8 triliun pada 2019 menjadi Rp 2,8 triliun atau turun 41 persen.

Sementara, pabrik hot stripmill (HSM) 2 dibangun dengan investasi mencapai 521 juta dolar AS atau setara Rp 7,5 triliun dan mulai dibangun sejak 2016 oleh konsorsium bersama SMS Group Jerman dan PT Krakatau Engineering. Salah satu jenis produk yang menjadi keistimewaan pabrik baru ini adalah HRC untuk kebutuhan otomotif yaitu mampu menghasilkan ketebalan HRC dengan rentang 1,4 mm hingga 16 mm serta lebar mulai dari 600 mm hingga 1.650 mm.

Melalui pabrik HSM 2, kapasitas produksi HRC Krakatau Steel bertambah menjadi 3,9 juta ton per tahun. Sehingga, ini dapat menekan impor HRC yang mencapai 0,9-1,9 juta ton per tahun, sedangkan kebutuhan baja HRC/plate nasional mencapai 4,8-5,3 juta ton per tahun.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement