REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) menyebutkan kinerja subsektor perkebunan mencatatkan pertumbuhan positif dan menjadi salah satu andalan ekspor sektor pertanian di tengah pandemi Covid-19. Kinerja sektor perkebunan dalam 1,5 tahun terakhir terus mengalami peningkatan tercermin dari nilai ekspornya yang diperkirakan mencapai 74,31 miliar dolar AS atau Rp 1.040,33 triliun hingga akhir 2024.
"Di saat semua sektor terpukul oleh adanya Covid-19, tapi kinerja sektor pertanian tidak terpengaruh, terutama subsektor perkebunan sebagai bagian dari pertanian," kata Direktur Tanaman Tahunan dan PenyegarDirektorat Perkebunan Kementan Heru Tri Widartodalam keterangannya di Jakarta, Rabu (25/8) seperti dalam siaran persnya.
Menurut Heru, untuk mengejar seluruh target tersebut,Ditjenbun mendorong pengembangan logistik benih, meningkatkan produksi dan produktivitas, meningkatkan nilai tambah, daya saing dan ekspor. "Kami juga menjalankan langkah modernisasi perkebunan, pembiayaan melalui kredit usaha rakyat (KUR), peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM), optimalisasi jejaring stakeholder," katanya.
Ia menjelaskan instrumen KUR antara lain dapat digunakan untuk melakukan program peremajaan sawit rakyat (PSR) atau replanting yang mencakup 21 provinsi seperti di Provinsi Riau, Jambi, Sumatera Utara, Aceh, dan Sumatera Selatan. "Dengan PSR, maka produktivitas yang dihasilkan pada tanaman periode berikutnya akan lebih tinggi. Industri mendapatkan jaminan pasokan bahan bakudan negara akan mendapatkan devisa lebih tinggi lagi karena kebutuhan sejumlah negara terhadap produk sawit dan turunannya juga semakin meningkat," katanya.