Jumat 20 Aug 2021 16:57 WIB

Neraca Pembayaran Indonesia Kuartal II 2021 Tetap Baik

NPI pada kuartal II 2021 mengalami defisit rendah sebesar 0,4 miliar dolar AS.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nidia Zuraya
Layar memampilkan logo Bank Indonesia (BI) di Jakarta, Kamis (17/6/2021). Bank Indonesia (BI) menyampaikan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal II 2021 tetap baik, sehingga mendukung ketahanan eksternal.
Foto: ANTARA/Hafidz Mubarak A
Layar memampilkan logo Bank Indonesia (BI) di Jakarta, Kamis (17/6/2021). Bank Indonesia (BI) menyampaikan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal II 2021 tetap baik, sehingga mendukung ketahanan eksternal.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) menyampaikan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal II 2021 tetap baik, sehingga mendukung ketahanan eksternal. NPI pada kuartal II 2021 mengalami defisit rendah sebesar 0,4 miliar dolar AS, ditopang oleh defisit transaksi berjalan yang tetap rendah dan surplus transaksi modal dan finansial yang berlanjut.

Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono menyampaikan, dengan perkembangan tersebut, posisi cadangan devisa pada akhir Juni 2021 mencapai 137,1 miliar dolar AS, relatif sama dibandingkan posisi pada akhir Maret 2021. Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 8,8 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional.

"Defisit transaksi berjalan pada kuartal II 2021 tetap rendah meski meningkat sejalan dengan berlanjutnya perbaikan ekonomi domestik," katanya dalam keterangan pers, Jumat (20/8).

Transaksi berjalan pada periode laporan mencatat defisit sebesar 2,2 miliar dolar AS atau 0,8 persen dari PDB, meningkat dibandingkan dengan defisit sebesar 1,1 miliar dolar AS atau 0,4 persen dari PDB pada kuartal sebelumnya. Perkembangan ini dipengaruhi oleh peningkatan surplus neraca barang, didukung oleh kenaikan ekspor seiring peningkatan permintaan negara mitra dagang utama dan harga komoditas dunia, di tengah kenaikan impor sejalan dengan berlanjutnya perbaikan ekonomi domestik.

Sementara itu, defisit neraca pendapatan primer meningkat akibat kenaikan pembayaran imbal hasil investasi berupa dividen seiring perbaikan kinerja korporasi pada periode laporan. Defisit neraca jasa juga meningkat, antara lain disebabkan oleh defisit jasa transportasi yang melebar akibat peningkatan pembayaran jasa freight impor barang.

Transaksi modal dan finansial pada kuartal II 2021 kembali mencatat surplus, ditopang oleh investasi langsung dan investasi portofolio. Pada kuartal II 2021, transaksi modal dan finansial mencatat surplus sebesar 1,9 miliar dolar AS atau 0,7 persen dari PDB, melanjutkan capaian surplus pada kuartal sebelumnya sebesar 5,5 miliar dolar AS atau 2,0 persen dari PDB.

"Surplus tersebut ditopang oleh aliran masuk neto (net inflows) investasi langsung yang meningkat menjadi sebesar 5,3 miliar dolar AS terutama dalam bentuk modal ekuitas sejalan dengan prospek perekonomian domestik yang membaik," katanya.

Net inflows investasi portofolio tetap terjaga sebesar 4,4 miliar dolar AS, meski sedikit turun dari 4,9 miliar dolar AS pada kuartal sebelumnya sejalan dengan ketidakpastian pasar keuangan global yang masih berlangsung. Sementara itu, transaksi investasi lainnya mengalami peningkatan defisit antara lain disebabkan oleh kenaikan pembayaran pinjaman luar negeri yang jatuh tempo.

Ke depan, Bank Indonesia senantiasa mencermati dinamika perekonomian global yang dapat mempengaruhi prospek NPI dan terus memperkuat bauran kebijakan guna menjaga stabilitas perekonomian. Serta melanjutkan koordinasi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas terkait guna memperkuat ketahanan sektor eksternal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement