REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- NEC Indonesia dan PT Angkasa Pura II (Persero) berhasil menggelar pengoperasian Airport Infrastructure Control Center (AICC) di Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Hal ini menandai babak penting dalam perjalanan transformasi digital bandara tersebut.
NEC Indonesia dipercaya oleh Angkasa Pura II untuk mengembangkan platform AICC canggih yang melayani kebutuhan Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Sebagai salah satu bandara tersibuk di dunia, Bandara Internasional Soekarno-Hatta beroperasi 24 jam setiap harinya dan melayani hingga lebih dari 65 juta penumpang per tahun. Sejalan dengan itu, Bandara Soekarno-Hatta harus didukung oleh peralatan dan fasilitas yang andal serta berfungsi dengan baik setiap saat.
Untuk memfasilitasi pemantauan operasi secara real-time dan memungkinkan tindakan pencegahan yang dapat diambil untuk mengurangi risiko dari setiap potensi adanya downtime, AICC dilengkapi dengan berbagai teknologi. Termasuk perangkat lunak terbaru dan peralatan modern yang terhubung ke fasilitas dan infrastruktur di Bandara Soekarno-Hatta.
Melalui AICC, dapat dilakukan pemantauan secara online dan real time untuk aspek-aspek utama bandara, termasuk sistem kelistrikan, transportasi dalam gedung, X-ray & walk-through metal detector (WTMD), sistem alarm kebakaran, dan sirkulasi udara di seluruh terminal penumpang (Terminal 1, 2, dan 3). Pusat kendali juga memantau sistem tenaga dan generator, sistem CCTV, bandwidth data & jaringan, dan sistem manajemen air, menyediakan cakupan komprehensif yang memastikan operasi bandara tanpa hambatan.
Presiden Direktur Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengatakan digitalisasi dalam pengelolaan bandara tidak dapat dihindari karena bandara tidak lagi dapat dikelola secara tradisional. Selain itu, dengan luas lebih dari 2.200 hektare serta 3 terminal penumpang, dukungan digitalisasi di setiap aspek operasional menjadi kunci keberhasilan Bandara Internasional Soekarno-Hatta sebagai pintu gerbang utama Indonesia.
"Sejalan dengan itu, kami telah mengoperasikan AICC yang merupakan bagian dari transformasi digital yang dijalankan Angkasa Pura II sejak 2016," ujar dia.
AICC memiliki kemampuan untuk menganalisis kebutuhan dan mendukung regulasi yang dipersyaratkan di sektor kebandarudaraan. Juga memungkinkan adanya perencanaan dan pengambilan langkah-langkah secara efektif untuk operasional Bandara Soekarno-Hatta guna mendukung industri penerbangan dalam berkontribusi terhadap perekonomian Indonesia. "Seperti kita tahu, Bandara Soekarno-Hatta adalah bandara terbesar dan tersibuk di Tanah Air,” tambah Muhammad Awaluddin.
Sementara Presiden Direktur NEC Indonesia Joji Yamamoto mengatakan perjalanan udara saat ini telah mengalami perubahan. Bandara di seluruh dunia perlu beradaptasi dan mempertahankan tingkat layanan serta efisiensi yang tinggi sambil memprioritaskan keselamatan penumpang dan petugas.
"Penggunaan teknologi digital seperti AI dan IoT akan menjadi kunci dalam membantu bandara mengoptimalkan operasi mereka, dan NEC berkomitmen untuk mengembangkan solusi dan layanan inovatif untuk mendukung kebutuhan bandara saat ini dan masa depan,” ujarnya.