REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Optimisme pelaku bisnis manufaktur terhadap kondisi perekonomian Indonesia dinilai agak turun pada Juni 2021 karena gelombang kedua pandemi Covid-19.
Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada Juni 2021 sebesar 53,5 persen, turun dibandingkan Mei 2021 yang mencapai 55,6 persen.
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menilai, PMI Manufaktur ini masih cukup baik karena aktivitas industri masih berada di level ekspansif. "Hal ini menunjukkan bahwa pelaku ekonomi masih optimistis pada pasar Indonesia," kata Lutfi melalui keterangan resminya, Sabtu (17/7).
Ia menyampaikan, beberapa komoditas utama ekspor nonmigas Indonesia yang tumbuh cukup tinggi pada Juni 2021 antara lain besi baja yang naik 32,31 persen (mtm); kendaraan dan bagiannya naik 42,19 persen (mtm); bijih, terak, dan abu logam naik 35,36 persen (mtm); mesin dan perlengkapan elektrik naik 15,87 persen (mtm); serta alas kaki naik 33,01 persen.
Sementara itu, beberapa komoditas yang ekspornya turun pada Juni 2021 adalah lemak dan minyak hewan/nabati yang turun 30,90 persen (mtm); berbagai produk kimia turun 11,40 persem (mtm); kertas, karton, dan barang daripadanya turun 6,21 persen (mtm); logam mulia, perhiasan/permata turun 2,54 persen (mtm); serta pulp dari kayu turun 4,08 persen (mtm).