Jumat 16 Jul 2021 14:25 WIB

Beban Operasional Garuda Indonesia Turun 35 Persen

Hal tersebut turut ditunjang langkah strategis efisiensi biaya.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Fuji Pratiwi
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra. Dalam laporan keuangan tahun buku 2020, Garuda Indonesia berhasil menekan biaya operasional hingga 35 persen.
Foto: Republika/Prayogi
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra. Dalam laporan keuangan tahun buku 2020, Garuda Indonesia berhasil menekan biaya operasional hingga 35 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk merampungkan laporan keuangan tahun buku 2020. Dalam laporannya, Garuda Indonesia mencatatkan penurunan beban operasional penerbangan sebesar 35,13 persen menjadi 1,6 miliar dolar AS dibandingkan 2019 sebesar 2,5 miliar dolar AS.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, hal tersebut turut ditunjang langkah strategis efisiensi biaya. "Salah satunya melalui upaya renegosiasi sewa pesawat," kata Irfan dalam pernyataan tertulisnya, Jumat (16/7).

Baca Juga

Irfan menambahkan, Garuda Indonesia juga melakukan efisiensi biaya operasional penunjang lainnya. Ia memastikan hal tersebut saat ini terus dioptimalkan perusahaan.

"Melalui upaya tersebut, saat ini Garuda Indonesia berhasil melakukan penghematan beban biaya operasional hingga 15 juta dolar AS per bulannya," ujar Irfan.

Irfan mengatakan, pandemi Covid-19 mengajarkan pelaku sektor industri penerbangan tentang makna penting upaya akseleratif dan resiliensi. Khususnya, dalam menghasilkan evolusi bisnis yang berkesinambungan.

Dia memastikan, Garuda Indonesia terus menjalankan langkah strategis pemulihan kinerja. Di antaranya, melalui konsolidasi operasi guna mendorong efisiensi serta menunjang keberlanjutab bisnis perusahaan di tengah kondisi makro yang penuh tantangan dan pasar yang semakin kompetitif.

Selain itu, Irfan mengatakan, Garuda Indonesia juga tengah merampungkan program restrukturisasi secara menyeluruh terhadap kinerja usaha. Hal tersebut akan dilakukan secara bertahap dan terukur dengan mengedepankan komitmen keberlangsungan usaha.

"Untuk itu, Garuda Indonesia optimistis dapat semakin agile dan adaptif dalam menjawab tantangan industri penerbangan ke depannya," ujar Irfan.

Sebelumnya, Garuda Indonesia memastikan tengah fokus mengatasi sumber masalah yang membuat perusahaan terus merugi. Wakil Direktur Utama Garuda Indonesia Dony Oskaria mengungkapkan, selama sumber masalah tidak diselesaikan, maka upaya apapun akan tetap membuat perusahaan rugi.

Untuk itu, saat ini upaya menutup sumber kerugian tersebut dilakukan. Salah satunya, terkait sewa pesawat meskipun proses renegosiasi tidak mudah.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement