REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu unicorn tanah air, Bukalapak, mulai merealisasikan rencananya untuk go public. Dalam waktu dekat, Bukalapak akan menggelar penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Martha Christina, menilai IPO Bukalapak ini sangat menarik bagi investor. Menurutnya, saham perusahaan teknologi seperti Bukalapak bisa menjadi tambahan pilihan saham selain sektor konvensional yang ada.
"IPO unicorn akan sangat menarik karena menjadi tambahan pilihan untuk investor," kata Martha dalam konferensi pers virtual belum lama ini.
Layaknya di pasar Amerika Serikat, Martha mengatakan saham-saham teknologi dalam negeri juga berpotensi menjadi penggerak pasar. Walaupun, ia mengakui, hal tersebut membutuhkan waktu yang cukup lama.
Meski demikian, Martha menambahkan, saham-saham teknologi akan tetap menjadi incaran investor karena umumnya perusahaan teknologi mengalami pertumbuhan yang sangat cepat. Sebut saja beberapa perusahaan seperti Amazon, Apple dan Google.
Senior Analyst Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta Utama, juga melihat IPO unicorn seperti Bukalapak berpotensi besar diminati investor. Dengan ekosistemnya, perusahaan unicorn bisa berkolaborasi dengan sektor lainnya. Ini dinilai prospek yang baik ke depannya.
"Potensi dari IPO unicorn sangat besar. Dengan adanya penggabungan data base nasabah dan adanya tren menuju new economy yang semakin menguat di tanah air, ke depan nilai kapitalisasinya akan bisa naik signifikan," kata Nafan.
Namun setelah IPO, ada beberapa hal yang tetap harus menjadi perhatian perusahaan unicorn. Investor nantinya akan mencermati komitmen perusahaan dalam menerapkan good corporate governance (GCG) secara efektif seperti peningkatan kinerja fundamental dan pembagian dividen. Hal ini akan tetap menjadi pertimbangan investor dalam memilih saham.