REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) menyerahkan bantuan program kepada Universitas Hasanuddin (Unhas) berupa alat mesin dan sarana pertanian dengan total nilai sebesar Rp 10,1 miliar. Bantuan ini dalam rangka akselerasi mahasiswa untuk praktek lapangan dan setelah lulus nanti akan menjadi para milenial pertanian.
"Ini sekaligus bermanfaat mendukung program Kampus Merdeka Belajar. Terimalah apa adanya bu rektor, tidak ada timbal balik dari ini semua, murni bantuan dari negara," demikian dikatakan SYL pada acara penyerahan bantuan tersebut kepada Rektor Unhas, Prof Dwia Aries Tina Pulubuhu di Lantai 1 Gedung Rektorat, Unhas, Kecamatan Tamalanrea, Kota Makassar, Senin (5/7).
Adapun bantuan alsin dan program yang diserahkan Kementerian Pertanian RI kepada Universitas Hasanuddin yakni Power Thresher Multiguna sebanyak dua unit, Corn Sheller Mobile dua unit, implementasi dan pendampingan teknologi produksi kedelai di Indonesia Timur 1 paket, integrated farming menuju zero waste satu paket, pembangunan nursery kopi satu hektare, unit Pengolahan Prosesing Daging satu unit, Sapi Perah dan Kambing Saanen 20 ekor.
Kemudian juga berupa bantuan Kambing Saanen sebanyak 20 ekor, Kambing PE 5 ekor, traktor roda 4 sebanyak 1 unit, traktor Roda 2 sebanyak 2 unit, transplenter 2 unit, ScreenHouse 1 unit, Screen House Hidroponik 1 unit dan Kerjasama Kemitraan Riset Pertanian 1 paket.
Mentan SYL meminta kepada pihak Universitas Hasanuddin untuk mempergunakan bantuan ini sebaik-baiknya sehingga kerja sama Kementerian Pertanian (Kementan) dengan perguruan tinggi benar-benar memberikan manfaat menjadikan pertanian kedepan semakin maju. Apalagi di era pandemi Covid 19, hanya sektor pertanian yang bisa berakselerasi untuk menjamin makan penduduk Indonesia 273 juta jiwa.
"Oleh karena itu, bertani itu bukan hanya untuk orang yang belajar di pertanian, peternakan dan perkebunan, tapi sekarang semua orang bisa bertani. Karena itu, tindak lanjut dari penyerahan bantuan ini adalah MoU untuk menyiapkan regenerasi petani melalui petani milenial bagi mahasiswanya yang berakhir masa studinya. Kita jadikan semuanya petani milenial," terangnya.
"Bu Rektor, ini adalah program besar. Seluruh perguruan tinggi di akhir periode yang mendaftar sebanyak 270, setelah itu segera dilatih dan diberikan sertifikat dari perguruan tinggi dan Kementan. Sesudah itu, diarahkan untuk melakukan aktivitas pertanian yang sama-sama dijamin antara Kementan dengan perguruan tinggi," sambung SYL.
SYL menyebutkan konsep mencetak petani milenial ini sama dengan konsep merdeka belajar. Sebab mahasiswa yang dilatih langsung praktek. "Untuk membantu ini, sesuai arahan Bapak Presiden Jokowi kami telah menyiapkan anggaran sebesar Rp 70 triliun yang dapat diakses melalui KUR, kerja sama dengan perbankan," bebernya.
Sementara itu, Rektor Unhas, Prof Dwia Aries Tina Pulubuhu menyatakan kesiapannya untuk memfungsikan bantuan yang diberikan. "Kami siap memfungsikan bantuan ini, dan untuk program aklerasi kami tentunya siap melaksanakan, dan kami juga turut bangga karena kementerian pertanian dipimpin oleh alumni terbaik kami," pungkasnya.