Kamis 24 Jun 2021 10:02 WIB

Hotel dan Restoran Hilang Peluang Usaha Saat Lebaran

Pelarangan mudik semakin mendorong penurunan tingkat okupansi hotel.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Fuji Pratiwi
Petugas merapikan kamar di sebuah hotel (ilustrasi). PHRI menyebut, industri perhotelan dan restoran kehilangan peluang bisnis saat Lebaran akibat kebijakan pembatasan.
Foto: ANTARA/Sigid Kurniawan
Petugas merapikan kamar di sebuah hotel (ilustrasi). PHRI menyebut, industri perhotelan dan restoran kehilangan peluang bisnis saat Lebaran akibat kebijakan pembatasan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) menyatakan, industri perhotelan dan restoran kehilangan tiga momentum atau musim puncak kunjungan seperti liburan Lebaran, Natal, dan tahun baru, dan libur sekolah. Pelarangan mudik semakin mendorong penurunan tingkat okupansi hotel yang sebelumnya diprediksi membaik pada kuartal II 2021.

"Momentum terbesar itu Lebaran yang diharapkan tadi kuartal II. Namun, karena ada larangan mudik turun drastis, baru meningkat lagi setelah pelarangan mudik ini hilang," ungkap Sekjen PHRI Maulana Yusran dalam acara bertajuk Optimisme Pariwisata di Tengah Pandemi di Jakarta, Rabu (23/6).

Baca Juga

Maulana mengatakan, perkembangan industri perhotelan dan restoran tahun ini relatif lebih berat ketimbang 2020. Sebab, kondisi pandemi yang sudah berjalan sekitar 1,5 tahun. 

Industri perhotelan dan restoran memang sempat mengalami pertumbuhan 40 persen sampai 50 persen pada akhir 2020. Kendati begitu, Maulana menyebut pertumbuhan tersebut belum mampu menutupi biaya operasional hotel.

Namun, perlu diingat juga hotel tidak hanya bicara okupansi tapi nilai jual harga per malamnya. "Nilai jual harga per malamnya itu justru turun 40 persen. Jadi naiknya okupansi sampai 50 persen belum bisa menutup biaya operasional mereka tiap bulan," ujar Maulana.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنْ كُنْتُمْ فِيْ رَيْبٍ مِّنَ الْبَعْثِ فَاِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُّطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ مِنْ مُّضْغَةٍ مُّخَلَّقَةٍ وَّغَيْرِ مُخَلَّقَةٍ لِّنُبَيِّنَ لَكُمْۗ وَنُقِرُّ فِى الْاَرْحَامِ مَا نَشَاۤءُ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى ثُمَّ نُخْرِجُكُمْ طِفْلًا ثُمَّ لِتَبْلُغُوْٓا اَشُدَّكُمْۚ وَمِنْكُمْ مَّنْ يُّتَوَفّٰى وَمِنْكُمْ مَّنْ يُّرَدُّ اِلٰٓى اَرْذَلِ الْعُمُرِ لِكَيْلَا يَعْلَمَ مِنْۢ بَعْدِ عِلْمٍ شَيْـًٔاۗ وَتَرَى الْاَرْضَ هَامِدَةً فَاِذَآ اَنْزَلْنَا عَلَيْهَا الْمَاۤءَ اهْتَزَّتْ وَرَبَتْ وَاَنْۢبَتَتْ مِنْ كُلِّ زَوْجٍۢ بَهِيْجٍ
Wahai manusia! Jika kamu meragukan (hari) kebangkitan, maka sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu; dan Kami tetapkan dalam rahim menurut kehendak Kami sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampai kepada usia dewasa, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu yang dikembalikan sampai usia sangat tua (pikun), sehingga dia tidak mengetahui lagi sesuatu yang telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air (hujan) di atasnya, hiduplah bumi itu dan menjadi subur dan menumbuhkan berbagai jenis pasangan (tetumbuhan) yang indah.

(QS. Al-Hajj ayat 5)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement