REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- PT Bank Sinarmas Tbk menunjukkan keseriusan dalam menghadapi risiko terancamnya keamanan informasi di Indonesia. Hal ini dilakukan melalui penyelenggaraan kegiatan WRECK-IT secara rutin.
Direktur Utama Bank Sinarmas Frenky Tirtowijoyo mengatakan, pada tahun ini WRECK-IT 2.0 mengusung tema “Exploiting the Cyber, Catching the Vulnerabilities, Securing the State”. Hal yang sama seperti sebelumnya, WRECK-IT terdiri atas dua rangkaian acara, yaitu CTF (Capture The Flag) Competition dan webinar yang mengundang para ahli bidangnya.
WRECK-IT diadakan sebagai salah satu wujud upaya pemerintah melalui sinergi Politeknik Siber dan Sandi Negara (Poltek SSN) bersama Bank Sinarmas, untuk memberikan edukasi mengenai keamanan siber di era perkembangan teknologi dan internet yang semakin pesat.
“Kompetisi CTF yang berbasis PwnLab, diselenggarakan secara daring dan diikuti peserta yang berasal dari berbagai daerah. Tujuan diadakannya kompetisi CTF ini sebagai salah satu rangkaian acara inti WRECK-IT 2.0 untuk memperkenalkan secara lebih luas mengenai masalah-masalah keamanan yang timbul dikarenakan kerawanan sistem dalam bentuk challenge-challenge dalam CTF,” ujarnya saat konferensi pers virtual, Rabu (23/6).
Ia berharap kompetisi CTF bisa menjadi salah satu sarana yang menyenangkan dalam belajar mengenai keamanan siber dan informasi. Ia menambahkan, webinar dan diskusi panelis yang digelar juga dapat diikuti oleh masyarakat umum, di mana peserta dapat berdiskusi secara interaktif kepada para pembicara yang hadir.
“Kami menyadari semakin pesat perkembangan teknologi informasi, membuat semakin tinggi pula ancaman risiko keamanan informasi yang akan terjadi, khususnya di bidang transaksi yang bermedia internet,” ucapnya.
Direktur Digital Banking Bank Sinarmas Soejanto Soetjijo menambahkan, manajemen risiko dalam industri jasa keuangan, seperti keamanan siber sangat penting dan menjadi keharusan karena bagian dari risiko IT.
"Dari sisi Bank Sinarmas, kita bangun unit kerja sendiri dengan orang-orang khusus yang latar belakang pendidikannya di keamanan IT. Dalam melindungi data, kita memiliki framework security yang dibantu konsultan internasional. Kita sudah memiliki framework, sudah diaudit dan nilainya melebihi rata-rata di industri jasa keuangan," ucapnya.