REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Riset Pusat Kajian Pembangunan Kelautan dan Peradaban Maritim, sekaligus Pengamat Kelautan dan Perikanan Suhana menilai keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono melarang ekspor benih bening lobster (BBL) sudah tepat. Suhana menyebut sudah saatnya ekonomi lobster betul-betul dimanfaatkan untuk para pelaku nasional.
"Perlu dibarengi tindakan tegas di lapangan, misalnya secara konsisten melakukan penindakan tegas terhadap para pelaku penyelundupan benih lobster dan mengedukasi para nelayan penangkap benih lobster serta para 'bandarnya' agar sama-sama menjaga kelestarian lobster di alam," ujar Suhana kepada Republika di Jakarta, Kamis (17/6).
Suhana mengingatkan benih lobster saat ini masih sangat tergantung pada pasokan alam. Selain itu, Suhana berharap peranan pemerintah dan para peneliti budidaya lobster tetap berjalan guna menghasilkan hatchery benih lobster supaya ke depan pasokan benih lobster bisa dipasok dari hatchery, bukan lagi dari tangkapan alam.
Suhana juga mengingatkan perlunya kajian matang dalam memilih lingkungan perairan yang akan menjadi lokasi pembesaran benih lobster.
"Jangan sampai mengulang kasus di Vietnam yang berdampak pada menurunnya kualitas lingkungan perairan di sekitar lokasi pembesaran lobster, menurunnya pasokan ikan rucah (pakan lobster), serta menurunnya pasokan benih di alam," kata Suhana.