REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Dunia mengusulkan tiga langkah kepada pemerintah Indonesia untuk menyelamatkan dan mendongkrak serapan tenaga kerja di tengah pandemi Covid-19. Hal ini mengingat pada rentang 2000-2019 Indonesia telah menciptakan empat juga lapangan kerja yang mampu menurunkan angka kemiskinan.
Pertama upaya mitigasi dalam jangka pendek, yakni memberi dukungan fiskal pada mereka yang kehilangan pekerjaan. “Artinya harus ada program yang memitigasi kehilangan pekerjaan, dukungan fiskal dan moneter yang mumpuni dalam jangka pendek,” ujar Ekonom Utama Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste Habib Rab saat acara Indonesia Economic Prospects Launch June 2021, Kamis (17/6).
Kedua, lanjutnya, meningkatkan tenaga kerja kelas menengah, sehingga produktivitas industri terdongkrak dan dapat mendukung ekonomi. Saat ini sekitar 40 persen tenaga kerja di Indonesia berada di bawah kelas menengah.
Namun mendongkrak tenaga kerja kelas menengah pun bukan tanpa kendala terutama situasi krisis. "Tantangannya untuk tingkatkan keterampilan mereka, memperkuat sistem pendidikan, sehingga menghasilkan angkatan kerja yang memiliki keterampilan yang sesuai dengan industri," lanjutnya.
Ketiga, mendorong partisipasi perempuan dalam angkatan kerja. Rab menjelaskan ada potensi kenaikan partisipasi angkatan kerja di Indonesia sebesar 59 persen pada 2025, demikian pula dengan keikutsertaan perempuan.
Sementara Direktur Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste, Satu Kahkonen, menggarisbawahi daya saing investasi dan perdagangan sebagai mesin untuk meningkatkan tenaga kerja kelas menengah.
"Meskipun Indonesia sudah melakukannya dengan baik, tetapi pekerjaan kelas menengah dengan manfaat sosial yang lebih tinggi masih kurang," ucapnya.
Dia menyarankan pemerintah untuk membangun layanan dan reformasi untuk memfasilitasi perempuan lebih mudah untuk memasuki angkatan kerja. Bank Dunia juga meminta pemerintah Indonesia banyak menciptakan lapangan pekerjaan guna mengentaskan kemiskinan di tengah pandemi.
“Pekerjaan kelas menengah yakni pekerjaan dengan tingkat produktivitas, pendapatan, dan manfaat sosial yang lebih tinggi. Maka dari itu, Indonesia harus berfokus pada penciptaan lapangan kerja kelas menengah untuk mereformasi penciptaan lapangan kerja," kata Kahkonen.
Dia berpendapat persaingan, investasi, dan perdagangan akan menjadi mesin yang sangat kuat untuk menciptakan pekerjaan kelas menengah. Indonesia baru saja mengambil langkah penting untuk investasi melalui Omnibus Law Cipta Kerja.
Pemerintah Indonesia, menurut dia, harus fokus mengimplementasikan aturan tersebut secara efektif dan komplementer. "Sehingga bisa menjawab segala tantangan dan menjawab atau menyiasati hambatan perdagangan yang masih dihadapi oleh Indonesia," ucapnya.
Sejalan dengan hal tersebut, dia mengusulkan agar pemerintah melengkapi angkatan kerja dengan keterampilan. Hal tersebut dapat dilakukan melalui pelatihan dan edukasi.
Selain itu, Kahkonen menyampaikan Indonesia berfokus untuk mengikutsertakan lebih banyak perempuan dalam angkatan kerja. Menurut dia, kenaikan partisipasi wanita dalam ekonomi berpotensi menambah dividen.
"Namun untuk memiliki perempuan lebih banyak di angkatan kerja akan berdampak pada kaum lansia dan anak," katanya.