REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Aneka Tambang (ANTM) akan menyelesaikan pabrik pemurnian (smelter) nikel di wilayah Halmahera Timur, Provinsi Maluku Utara, pada tahun ini. Rencananya pada tahap awal, smelter akan dilistriki secara mandiri oleh Antam.
SVP Corporate Secretary Antam Yulan Kustiyan menjelaskan, saat ini progres pembangunan pabrik pemurnian nikel, Pabrik Feronikel Haltim Line-1 sudah mencapai 98,18 persen. Smelter ini nantinya akan berkapasitas 13.500 ton nikel dalam feronikel (TNi).
"Terkait dengan progres ketersediaan pembangkit listrik untuk Pabrik Feronikel Haltim, sampai saat ini prosesnya sedang berjalan," ujar Yulan kepada Republika, Ahad (13/6).
Terkait pasokan listrik, Antam membagi dua rencana untuk proyek ini. Pertama, untuk tahap awal, Antam sendiri yang akan membangun pembangkit sementara berupa PLTD yang akan memasok kebutuhan listrik pabrik. Pilihan ini diambil agar pembangkit bisa lebih cepat beroperasi dulu.
Kedua, nantinya untuk keberlangsungan jangka panjang Antam akan menggaet PLN untuk pembangunan pembangkit listriknya.
Antam memastikan tata kelola dan pelaksanaan pemenuhan pembangkit listrik Pabrik Feronikel Haltim ditempuh melalui mekanisme dan metode yang diharapkan paling cepat sesuai dengan memperhatikan praktik GCG.
Untuk jangka pendek, rencananya pada Juli nanti pembangkit sementara akan mulai beroperasi sehingga bisa mendukung operasional smelter feronikel tersebut. Sampai dengan saat ini, dengan ketersediaan listrik yang ada, Antam telah menyelesaikan uji coba tanpa beban (no load test). Antam tengah melakukan proses pengadaan pembangkit listrik untuk memenuhi operasi Pabrik Feronikel Haltim yang berkapasitas 13.500 TNi.