REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — PT Indo Premier Sekuritas berkomitmen meningkatkan literasi dan inklusi pasar modal dengan terus mengedukasi masyarakat tentang pentingnya berinvestasi di pasar modal. Termasuk mengedukasi pemahaman mengenai produk Exchange Traded Fund (ETF).
Direktur Utama PT Indo Premier Sekuritas, Moleonoto The, mengatakan Indo Premier menjadi pioneer industri ETF di Indonesia mulai tahun 2007. Saat ini Indo Premier telah mengadministrasikan 26 dari 48 ETF yang ada di BEI dengan AUM sebesar Rp7,6 triliun, dari total AUM ETF di Indonesia sebesar Rp13 triliun berdasarkan data KSEI per Mei 2021.
Antusiasme masyarakat akan produk ETF, menurut Moleonoto, meningkat signifikan. "Peningkatan ini tercermin transaksi ETF yang cukup tinggi pada April 2021, yakni meningkat 197% bila dibandingkan dengan bulan April 2020 lalu,” ungkap dia, saat memberi sambutan di acara pembukaan ETFest 2021 secara virtual, Jumat (11/6).
IPOT sebagai platform investasi dan trading yang memfasilitasi transaksi saham, reksa dana, dan ETF melalui satu aplikasi dan satu rekening dana nasabah pun kini sudah dilengkapi fitur ETF Primary Market yang tentunya akan makin memanjakan nasabah dalam bertransaksi ETF.
Guna terus menggaungkan investasi ETF di tengah masyarakat, menurut dia, PT Indo Premier Sekuritas menyelenggarakan ETFest 2021. Kegiatan ini untuk menjawab berbagai pertanyaan masyarakat tentang produk ETF dari segala sisi. Mulai dari pengenalan ETF oleh BEI dan Indo Premier, langkah-langkah memilih ETF yang tepat, hingga sharing session bersama investor ETF dan publik figur yang inspiratif.
"Semoga seluruh rangkaian kegiatan ETFest 2021 bermanfaat bagi kita semua karena bersama IPOT, #SemuaBisaInvestasi,” ungkap Moleonoto.
Sementara itu, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Inarno Djajadi mengakui tahun 2021 merupakan tahun penuh dengan harapan untuk pemulihan ekonomi dan peningkatan transaksi ETF. Hal ini tercermin dari tingginya aktivitas perdagangan di BEI dalam tiga bulan terakhir.
"Kami mencatat tingginya aktivitas transaksi dan merupakan rekor baru sejak swastanisasi bursa efek di tahun 1992, diantaranya yaitu rata-rata nilai perdagangan harian yang mencapai lebih dari Rp13 triliun per hari atau melonjak 2 kali lipat dalam lima tahun terakhir," terangnya.
Selain itu, terdapat juga lonjakan frekuensi transaksi yang mencapai rata-rata 1,2 juta transaksi per hari dan merupakan yang tertinggi di kawasan ASEAN dalam tiga tahun terakhir. Hal ini turut diikuti dengan lonjakan volume perdagangan yang mencapai lebih dari 18 miliar lembar saham per hari.
Dalam hal peningkatan jumlah investor, menurut dia, hingga akhir Mei 2021 jumlah investor telah mencapai lebih dari 2,4 juta Investor saham dan 5,37 juta investor Pasar Modal. Dengan kata lain, terdapat peningkatan sebesar 42% untuk investor saham dan 38% untuk Investor Pasar Modal dari angka akhir tahun 2020. Rata-rata jumlah investor yang aktif bertransaksi hingga akhir Mei mencapai 203 ribu investor per hari, atau tumbuh 113% dari rata-rata tahun sebelumnya.