REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jelang perayaan Idul Adha pada Juli mendatang, pergerakan harga sapi diperkirakan akan mengalami kenaikan. Hal itu melanjutkan tren kenaikan harga yang sudah terjadi sejak Idul Fitri pada Mei lalu.
Ketua Umum Komunitas Sapi Indonesia (KSI) Budiyono, memperkirakan, kenaikan harga daging sapi hidup diperkirakan bisa mencapai Rp 4.000 - Rp 5.000 per kilogram (kg) dari kenaikan normal biasanya Rp 2.000 - Rp 3.000 per kg.
Diketahui, harga daging sapi lokal hidup saat ini masih berada di kisaran Rp 48.000 hingga Rp 50.000 per kg. Kenaikan tersebut berpotensi menaikkan harga hingga Rp 55.000 per kg.
"Kondisinya saat Idul Fitri sudah mahal, maka saat Idul Adha akan lebih mahal lagi bahkan ada yang naik sampai Rp 7.000 per kg. Apalagi populasi sapi di Jawa Timur yang merupakan lumbung sedang berkurang," kata Budiyono dalam sebuah webinar, Rabu (9/6).
Ia menuturkan, di tengah populasi sapi yang sedang minim, banyak ternak-ternak sapi betina yang seharusnya digunakan untuk pengembangbiakan menjadi sapi potong. Hal itu dilakukan demi memenuhi tingginya permintaan pasar.
Sapi betina menjadi opsi juga salah satunya disebabkan oleh penurunan populasi sapi di Jawa Timur yang mencapai lebih dari 50 persen.
Menurutnya, bagi peternak yang mencari untung sesaat akan sangat menguntungkan karena bobotnya yang lebih berat. Namun, akan berbahaya jika dilakukan tanpa mempertimbangkan jumlah populasi ke depan.
"Ini menjadi pekerjaan rumah bagi kita kalau peternak yang selama ini notabenenya breeding tidak dilirik dan dihiraukan akan menjadi masalah besar," katanya.