Rabu 09 Jun 2021 14:00 WIB

Transformasi Digital Sejumlah BUMN Atasi Tantangan Pandemi

Transformasi digital menjadi mutlak dilakukan dalam memberikan pelayanan maksimal

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Gita Amanda
BNI mempercepat transformasi digital layanannya, (ilustrasi).
Foto: BNI
BNI mempercepat transformasi digital layanannya, (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Situasi pandemi mendorong industri melakukan percepatan proses transformasi digital, tak terkecuali perusahaan-perusahaan pelat merah. Ragam BUMN dari berbagai sektor seperti PT Bank Negara Indonesia (Persero) atau BNI, PT Semen Indonesia (Persero), hingga PT Pertamina Bina Medika IHC tak ingin ketinggalan dalam transformasi digital di era pandemi.

General Manager Divisi Solusi Ritel BNI Sri Indira mengatakan BNI telah melakukan pendekatan berbeda dalam melayani nasabah melalui transformasi mobile banking. Sri menyebut pandemi mendorong sesuatu berubah dengan cepat yang mana perusahaan mau tak mau harus ikut dalam perubahan tersebut. Sri mengatakan transaksi digital merupakan peluang besar bagi BNI mengingat banyaknya jumlah penduduk Indonesia.

Baca Juga

"Kalau kita lihat, warga Indonesia ada 275 juta, yang punya gawai ada 350 juta orang. Satu orang bisa lebih dari satu gawai. Ini mendorong kita bergerak untuk menghadapi pandemi dengan mendorong semua transaksi perbankan lewat mobile banking BNI," ujar Sri saat BUMN Marketeers Awards 2021: Digital Transformation in Marketing sebagai pembuka rangkaian acara Jakarta Marketing Week 2021 pada Rabu (9/6).

Sri mengatakan perubahan ini terjadi dengan sangat cepat. BNI pun harus ikut berubah jika tidak ingin tertinggal. Sri mengatakan jumlah pengguna mobile banking BNI saat ini sudah mencapai sembilan juta pengguna.

Transformasi serupa dilakukan holding rumah sakit BUMN. Direktur Utama PT Pertamina Bina Medika IHC Fathema Djan Rachmat mengatakan transformasi digital menjadi mutlak dilakukan dalam memberikan pelayanan maksimal bagi masyarakat, terlebih di tengah kondisi pandemi saat ini. IHC, ucap Fathema, telah memiliki layanan telemedicine atau pemakaian telekomunikasi untuk memberikan informasi dan pelayanan medis jarak-jauh. Fathema menyebut layanan telemedicine tak hanya diberikan kepada pasien Covid-19 yang tengah menjalani isolasi mandiri di rumah, melainkan juga untuk pasien noncovid.

"Pasien covid di rumah saat isolasi mandiri tetap harus dimonitor tenaga kesehatan. Kita tetap harus melakukan komunikasi lewat telemedicine hingga pengobatan ke rumah," ucap Fathema.

Fathema menilai transformasi digital seperti juga memerlukan perubahan pola pikir dan cara kerja oleh setiap insan di IHC.

Direktur Marketing and Supply Chain Semen Indonesia Adi Munandir mengatakan, situasi pandemi memberikan tantangan bagi industri semen dalam negeri yang saat ini dihadapkan pada kelebihan kapasitas hingga 50 juta ton per tahun.

"Industri semen hari ini punya banyak tantangan, semen saat ini lebih menjadi komoditas dengan perang harga menjadi pembedanya. Harga ini ancaman bagi industri semen," ujar Adi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement