Kamis 03 Jun 2021 20:31 WIB

Sepanjang Mei, Asing Net Buy Rp 2,5 Triliun di Pasar Modal

Aksi jual dan beli asing ini utamanya dipengaruhi kinerja perusahaan.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Fuji Pratiwi
Karyawan melintas di dekat layar monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta (ilustrasi). Pada Mei 2021, investor asing mencatatkan net buy Rp 2,5 triliun di pasar modal.
Foto: ANTARA/Galih Pradipta
Karyawan melintas di dekat layar monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta (ilustrasi). Pada Mei 2021, investor asing mencatatkan net buy Rp 2,5 triliun di pasar modal.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada Mei lalu, pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cukup tertekan. Meski demikian, investor asing mencatatkan net buy Rp 2,5 triliun.

Setelah menguat tipis 0,2 persen pada April, IHSG ditutup melemah sebesar 0,8 persen ke level 5.947. Sedangkan sejak awal tahun, IHSG telah terkoreksi 0,5 persen. 

Baca Juga

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Martha Christina, mengatakan, investor asing membukukan net buy sepanjang Mei sebesar Rp 2,5 trilin dari sebelumnya net sell hingga lebih dari Rp 3 triliun pada April. Adapun saham-saham yang paling banyak dibeli pada bulan lalu yaitu dari sektor perbankan seperti BBCA, ARTO dan BMRI. 

Menurut Martha, aksi jual dan beli asing ini utamanya dipengaruhi kinerja perusahaan. BBRI yang membukukan kenaikan laba bersih sebesar Rp 6,9 triliun mendapat respons positif dari pelaku pasar. Demikian halnya dengan saham BBCA yang mengalami kenaikan laba bersih pada empat bulan pertama 2021 hingga Rp 9 triliun. 

Sedangkan pembelian saham TLKM oleh asing ditopang oleh kinerja keuangan perseroan yang laba bersihnya naik 11 persen. Selain itu, pengumuman dividen TLKM juga mengangkat harga saham perseroan pada Mei.

Sedangkan saham yang paling banyak dijual yaitu PGAS, TOWR, dan BBTN. "Meskipun PGAS mengalami kenaikan laba, tetapi secara pendapatan perusahaan membukukan penurunan," kata Martha.

Secara sektoral, dari 11 sektor utama yang ada, lima sektor di antaranya mengalami penguatan dan enam sektor mengalami pelemahan. Beberapa saham besar yang menekan performa IHSG yaitu TPIA yang turun 21 persen secara bulanan, ASII turun 4,5 persen, dan BMRI terkoreksi 2,8 persen.

Adapun saham yang memiliki performa terbaik sepanjang Mei lalu dibukukan oleh IDXTechno yang naik 19 persen dan IDXINFRA yang naik 3,6 persen. Adapun saham penggeraknya antara lain DMMX yang menguat 101 persen, DCII naik 20,9 persen, TLKM naik 7,5 persen, dan EXCL naik 17,7 persen. 

"Penguatan saham telekomunikasi terjadi di tengah meningkatnya traffic data saat libur Lebaran," kata Martha.

Sedangkan saham performa terburuk dibukukan oleh IDXBASIC yang turun enam persen dan IDXPROPERTI yang turun 5,8 persen. Beberapa saham penggeraknya adalah TPIA yang turun 21,3 persen dan BRPT turun 10 persen sehubungan dengan kenaikan harga minyak Brent. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement