REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir angkat suara mengenai penunjukan Abdi Negara Nurdin atau yang lebih dikenal dengan Abdee Slank sebagai komisaris PT Telkom Indonesia (Persero).
Erick mengatakan, pengangkatan Abdee merupakan bagian dari transformasi Telkom. Erick menambahkan, ada beberapa langkah transformasi BUMN.
Hal tersebut meliputi penempatan manajemen komisaris yang tepat, penempatan konsep bisnis model yang tepat pascapandemi, dan memastikan kesehatan masing-masing BUMN bisa berkompetisi dengan baik.
"Pemilihan komisaris pasti ada alasan. Yang namanya Telkom tidak boleh menjadi sunset industry," ujar Erick saat jumpa pers di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (2/6).
Erick mengatakan, kehadiran Abdee juga menjadi bentuk keberpihakan BUMN terhadap para seniman yang saat ini mengalami dampak besar akibat pandemi. Telkom dan Telkomsel harus memiliki keberpihakan terhadap konten lokal.
"Kita jangan membohongi diri dengan adanya Netflix, Disney Plus, apakah kita harus anti? Enggak, tapi ayo dong, bangun konten lokal. Telkom dan Telkomsel harus jadi agregator konten lokal," ucap Erick.
Erick mengatakan, Telkom memiliki Indihome yang bisa dimanfaatkan untuk menampung karya-karya para seniman Indonesia lewat konten atau konser virtual.
"Kontroversi pengangkatan pasti ada, tapi percayakan kita berbuat yang terbaik, lihat dong, masa musisi Indonesia tidak boleh naik kelas?" kata Erick.
Erick tak menutup kemungkinan akan kembali merekrut seniman atau bintang film senior untuk menjadi bagian dalam ekosistem industri film ke depan. Menurut Erick, pengalaman bintang film senior akan sangat membantu perkembangan kualitas film nasional ke depan.
"Itu komitmen saya dalam pengangkatan direksi dan komisaris menjadi bagian bagaimana transformasi pascapandemi ini ke depan," ungkap Erick.