Selasa 01 Jun 2021 21:01 WIB

LPDB KUMKM Terus Perkuat Koperasi Produktif

Setelah menerima dana bergulir KSP diharapkan dapat mengelola bisnis produktif.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Fuji Pratiwi
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki (kanan). Pemerintah mendorong LPDB KUMKM untuk memperkuat koperasi simpan pinjam yang menangani usaha produktif.
Foto: Kemenkop UKM
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki (kanan). Pemerintah mendorong LPDB KUMKM untuk memperkuat koperasi simpan pinjam yang menangani usaha produktif.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (LPDB KUMKM) terus menyalurkan dana bergulir ke koperasi. Penyaluran itu bertujuan memperkuat likuiditas dalam membiayai usaha produktif anggotanya.

"Dana bergulir yang disalurkan LPDB kepada koperasi memperkuat likuiditas. Ini dapat digunakan sebagai modal investasi atau membiaya usaha-usaha produktif anggotanya," kata Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki saat menyerahkan penyaluran dana bergulir Rp 100 miliar ke KSP Balo Toraja (Balo'Ta) di Makassar, Sulawesi Selatan, yang diinformasikan melalui siaran pers, Selasa (1/6).

Baca Juga

Ia mengatakan, potensi sektor produktif di Sulawesi Selatan sangat besar. Mulai dari sumber daya laut, pertanian, perkebunan belum digarap secara maksimal oleh koperasi.

Maka, kata dia, KSP Balo'Ta setelah menerima dana bergulir dari LPDB diharapkan dapat berinvestasi dalam pengelolaan sektor produktif sehingga menjadi kekuatan ekonomi bagi anggotanya. Teten menekankan, KSP harus hadir guna menjawab permasalahan anggotanya, misalnya dengan menjadi offtaker terhadap produk yang dihasilkan anggota koperasi. 

"Petani, nelayan jangan lagi ada yang terjerat tengkulak. Koperasi harus jadi offtaker. Banyak usaha yang dilakukan koperasi, membangun pabrik pengolahan, factory sharing di mana para anggota koperasi bisa maklon di sana," kata Teten menjelaskan.  

Ia mengatakan, KSP masih dibutuhkan demi membangun ekonomi kerakyatan. Hanya saja, saat ini  KSP yang hendak dibangun adalah KSP dengan pendekatan bisnis bukan lagi dengan model bantuan hibah. 

"Koperasi tidak bisa lagi dianggap ekonomi orang lemah. Sehingga konsep pengembangan koperasi sekarang dengan pendekatan enterpreneurship," kata Teten.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement