Rabu 26 May 2021 09:41 WIB

Mentan SYL: Pertanian Tanggung Jawab Bersama

Pertanian adalah sektor strategis dan salah satu pilar kekuatan negara

Mentan Syahrul Yasin Limpo dalam acara Indonesia Food Summit 2021, Selasa (25/5).
Foto: Kementan
Mentan Syahrul Yasin Limpo dalam acara Indonesia Food Summit 2021, Selasa (25/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pertanian adalah sektor strategis dan salah satu pilar kekuatan negara. Tata kelola pertanian di suatu desa yang baik akan menghadirkan ketahanan pangan yang kuat.  Begitu juga pada tingkat kecamatan, kabupaten hingga provinsi. Hal itu dikemukakan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo saat menjadi narasumber bersama Menteri Perdagangan M Luthfi pada acara Indonesia Food Summit (IFS) 2021 di Jakarta, Selasa (25/5).

Menurut Mentan Syahrul, ketika 34 provinsi yang ada di Indonesia memiliki ketahanan pangan kuat, maka akan berdampak pada kepentingan ekonomi nasional. Karena menurutnya, pertanian bukan hanya soal perut dan makan.

Baca Juga

"Pertanian juga erat kaitannya dengan lapangan kerja yang ada di depan mata. Pertanian menunjang ekonomi Indonesia," katanya.

Selama pandemi Covid-19, pertanian merupakan satu di antara tujuh sektor yang terus tumbuh positif selama 2020. Bahkan pada triwulan ke-1 tahun 2021, tumbuh mencapai 2,95 persen. Bukan hanya itu, sektor pertanian juga menyerap 30 persen dari tenaga kerja Indonesia.

Indonesia yang beriklim tropis dengan lebih dari 17 ribu pulau menurut Mentan Syahrul adalah kekuatan pertanian yang besar. "Akan tetapi di balik kekuatan itu, kalau melihat tantangan dan masalah, pastilah ada, sampai kapan pun tidak akan berakhir," ungkapnya.

Namun, pria yang biasa dipanggil komandan itu mengaku, dalam beberapa waktu yang lalu ia bersama jajarannya di Kementerian Pertanian sudah mulai menata. "Arahan Bapak Presiden, kami di kabinet harus hand to hand, bekerja sama, tidak boleh kerja sendiri," kata Mentan.

Ia menjelaskan, dirinya bersama Mendag sepakat berjalan bersama. "Saya mengamankan hulunya, melakukan budidaya dan produksi sementara hilir digarap oleh Mendag," jelas Mentan.

Bukti nyata kerja bersama itu menurutnya adalah bagaimana pasokan dan harga bahan pangan pokok ketika bulan suci Ramadhan dan menjelang Ramadhan.

"Ramadhan biasanya sebagi peak moment konsumsi komoditas pertanian. Saya jaga produksinya, Pak Mendag jaga stabilitas harga. Sesuai arahan Bapak Presiden untuk menjaga Ramadhan dan Idul Fitri agar menjadi momen yang terbaik. Dan alhamdulillah gejolak seperti apa pun bisa kita atasi bersama," pungkasnya.

Sebagai informasi, IFS 2021 diselenggarakan oleh Media Group News yang diikuti oleh para kepala daerah, akademisi, pegiat LSM, mahasiswa, dan petani sebagai wadah untuk mengurai berbagai permasalahan pangan di Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement