REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah mengaku sudah membayarkan subsidi elpiji ke Pertamina. Dari Januari - Maret tahun ini pemerintah sudah menyuntik dana sebesar Rp 14,36 triliun ke Pertamina.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian ESDM Tutuka Ariadji menjelaskan sebenarnya untuk total penyaluran elpiji subsidi dari Januari ke Maret sebesar 1,78 metrik ton. Untuk membayar penyaluran tersebut pemerintah mestinya menyetor Rp 15,04 triliun.
"Realisasinya negara menyetorkan dana untuk membayar elpiji subsidi sebesar Rp 14,36 triliun. Namun mestinya Rp 15,04 triliun," ujar Tutuka di Komisi VII DPR RI, Senin (24/5).
Tutuka tak merinci soal kurang bayar ini. Namun, kata Tutuka hingga akhir tahun ini pemerintah punya anggaran sebesar Rp 35,57 triliun untuk elpiji subsidi.
Secara volume, Tutuka mencatat hingga April realisasi penyaluran baru 2,4 juta metrik ton dari kuota 7,5 juta ton. Ia menjelaskan realisasi mencapai 32 persen dari total selama setahun. Ia mengatakan, salah satu penyerap paling besar dari penyaluran elpiji ini di Jawa Tengah, Jawa Barat dan Jawa Timur.
Tutuka merinci pada Januari realisasi penyaluran elpiji subsidi sebesar 603 ribu metrik ton. Sedangkan di bulan Februari sebesar 560 ribu metrik ton. Di Maret, kata Tutuka penyaluran memang melebihi dari target yang ada yaitu sebesar 628 ribu metrik ton.
"Maret ini melebihi kuota yang direncanakan. Hal ini disebabkan jumlah hari penyalurannya lebih banyak 27 hari dan adanya penambahan penangkalan untuk mengejar satu desa satu outlet," ujar Tutuka.
Pada tahun ini Tutuka menjelaskan hingga 2021 nanti realisasi penyaluran sebesar 7,4 juta metrik ton. Harapannya, penyaluran tidak melebihi kuota yang sudah ditetapkan pemerintah.
"Kami kerjasama sama semua stakeholder, Pertamina, Hiswana dan Dirjen Migas untuk mengendalikan elpiji agar nggak overkuota," ujar Tutuka.