REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Hutama Karya (Persero) kembali mendapatkan kontrak baru pada proyek jaringan gas bumi untuk rumah tangga milik Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Proyek tersebut akan dibangun di Kota Mojokerto, Kabupaten Mojokerto, dan Kabupaten Jombang (17.771 SR) serta di Kabupaten Bojonegoro dan Kabupaten Lamongan (15.935 SR).
“Di pertengahan tahun ini, Hutama Karya kembali membuktikan portofolio perusahaan yang baik di bidang proyek EPC dengan diraihnya kepercayaan stakeholder kepada perusahaan untuk membangun proyek jargas yang cukup besar," kata Direktur Operasi II Hutama Karya Ferry Febrianto dalam pernyataan tertulisnya, Kamis (20/5).
Dia memastikan, dalam pelaksanaan proyek tersebut akan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari hal yang tidak diinginkan yang dapat mengganggu pelaksanaan proyek sehingga diharapkan dapat berjalan dengan baik di tengah pandemi.
Ferry menuturkan proyek senilai ratusan miliar tersebut akan digarap selama kurang lebih tujuh bulan. "Ditargetkan rampung pada Desember 2021 mendatang," ujar Ferry.
Dia menjelaskan, pembangunan jargas di lima kabupaten di Jawa Timur terseut akan menggunakan teknologi Horizontal Directional Drilling (HDD). Teknologi tersebut digunakan sebagai teknologi pengeboran pipa, pemasangan pipa air bersih, air limbah, minyak atau gas, dan lain-lain.
Ferry menambahkan, Hutama Karya berkomitmen untuk menerapkan zero accident dengan penggunaan kualitas infrastruktur yang baik. Khususnya dengan pemasangan rambu dan persiapan peralatan sebaik mungkin.
"Kami juga memastikan pengerjaan proyek ini ramah lingkungan dan tidak mengganggu aktivitas masyarakat sekitar. Kami berharap proyek ini dapat berjalan dan selesai tepat waktu,” jelas Ferry
Pembangunan Jargas di beberapa wilayah Jawa Timur tersebut untuk meningkatkan jumlah infrastruktur penyediaan dan pendistribusian gas bumi melalui pipa. Dengan begitu dapat meningkatkan penggunaan gas bumi serta mengurangi beban subsidi bahan bakar minyak (BBM) dan liquified petroleum gas (LPG) pada sektor rumah tangga serta untuk mewujudkan ketahanan energi nasional.