REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) menyatakan, pusat perbelanjaan atau mall tetap buka selama libur lebaran atau Hari Raya Idul Fitri. Hanya saja jam operasionalnya disesuaikan.
"Tergantung mall dan tokonya masing-masing. Ada yang hari pertama buka siang, ada yang tutup," ujar Ketua Umum Hippindo Budiharjo Iduansjah kepada Republika.co.id, Kamis (13/5).
Dirinya melanjutkan, boleh atau tidaknya mall beroperasi, tergantung kebijakan pemerintah daerah masing-masing. "Kalau mall tergantung Pemda-nya," tutur dia.
Budiharjo menambahkan, selama periode Ramadhan dan Idul Fitri tahun ini kinerja ritel mengalami kenaikan. "Ada kenaikan trafik dan penjualan," ujarnya. Hanya saja ia belum menyebutkan, angkanya secara detail.
Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (Hippi) DKI Jakarta menilai, larangan mudik berpotensi menggairahkan ekonomi Jakarta dan sekitarnya. Hal itu terlihat dari berbagai pusat perbelanjaan yang ramai jelang Idul Fitri.
"Beberapa hari sebelum Idul Fitri gairah itu bisa dirasakan ya. Pusat-pusat perbelanjaan, pasar tradisional, dan mini market cukup ramai dikunjungi masyakat," ujar Ketua Umum DPD Hippi DKI Jakarta Sarman Simanjorang kepada Republika.co.id, Kamis (13/5).
Ia melanjutkan, mulai besok warga pun akan mulai keluar rumah. "Mereka akan berkunjung ke mall, restoran, cafe, hotel, dan berbagai destinasi wisata. Di sana akan terjadi transaksi ekonomi," ujarnya
Sarman menyebutkan, warga Jakarta yang tidak pulang kampung akan ramai mengunjungi Mall, hotel, restoran, cafe, pusat hiburan atau wisata seperti Ancol, TMII, KB Ragunan, Monas, Kota Tua, dan Kepulauan Seribu dan lainnya di kawasan Bodetabek.
"Di sana akan terjadi transaksi ekonomi yang signifikan yang akan menggairahkan perekonomian Jakarta dan sekitarnya. Setiap tahun biasanya sekitar 7 jutaan atau setara 2,5 juta keluarga warga Jabodetabek mudik ke kampung halaman dan mengalirkan uang ke daerah mencapi 10 triliun, namun tahun ini keluarga di kampung hannya menerima kiriman uang lebaran karena larangan mudik," jelas Sarman.
Guna mengisi liburan Idul Fitri, lanjutnya, tahun ini warga Jabodetabek akan mengunjungi berbagai tempat santai bersama keluarga dan diperkirakan akan terjadi perputaran uang sebesar Rp 1,25 triliun. "Dengan asumsi per keluarga membelanjakan paling sedikit Rp 500 ribubselama liburan Idul Fitri 1442 Hijriyah ,ini perkiraan perputaran uang paling rendah dan ada kemungkinan di atas itu," kata dia.