REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Negara Indonesia Tbk berencana merelokasi hingga menutup 96 kantor cabang tahun ini. Adapun penutupan kantor cabang BNI tersebut karena transaksi perbankan sudah berubah ke layanan digital.
Direktur Layanan dan Jaringan BNI Ronny Venir mengatakan saat ini semakin sedikit nasabah BNI yang berkunjung ke kantor cabang. Sebaliknya, semakin banyak nasabah BNI menggunakan layanan perbankan digital.
“Terdapat lonjakan transaksi perbankan secara digital atau online, hampir 80 persen dari volume transaksi nasabah BNI dilakukan secara digital atau online. Tinggal sedikit orang yang bertransaksi ke teller jadi transaksi perbankan sudah bisa dilakukan atau di-server (dilayani) dengan jaringan digital,” ujarnya saat konferensi pers seperti dikutip Ahad (9/5).
Menurutnya penurunan transaksi di teller outlet semakin menurun. Jika dahulu teller biasa melayani 150 sampai 200 transaksi, kini hanya tersisa 40 persen dari jumlah transaksi tersebut.
Begitu pula pelayanan nasabah melalui customer service. Saat ini, nasabah lebih suka menggunakan BNI SONIC (Self Service Opening Account) untuk melakukan berbagai transaksi, termasuk pembukaan rekening.
"Dengan berkurangnya transaksi ini, kita mengurangi jumlah teller yang sudah dialihkan ke mesin. Ini kita terus lakukan, shifting ke layanan digital ini pikir dapat mempermudah nasabah dalam melakukan transaksi perbankan," ucapnya.