REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan, dampak Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) benar-benar nyata. Salah satunya terlihat dari Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur Indonesia yang naik ke posisi 54,6 pada April, sebelumnya di level 53,2 pada Maret.
"PMI Manufaktur menunjukkan optimisme industri dan tumbuhnya ekonomi Indonesia. Dengan manufacturing yang terus maju, kesejahteraan akan terwujud, karena banyak orang kerja. Kalau semua kerja, semua punya duit dan belanja, Indonesia akan semakin makmur," ujar Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Gati Wibawaningsih saat membuka webinar pada Kamis (6/5).
Maka, Gati berharap, Gernas BBI bisa semakin mendorong peningkatan PMI Manufaktur Indonesia. "Semoga belanja lebaran dan semangat Bangga Buatan Indonesia dapat mendorong semakin meningkatnya PMI Indonesia," tuturnya.
Ia menjelaskan, pada 14 Mei 2020 Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia diluncurkan langsung oleh Presiden Joko Widodo. Ini merupakan sebuah langkah penyelamatan ekonomi bangsa yang ditopang oleh pelaku usaha serta industri mikro, kecil, dan menengah.
Gerakan tersebut merupakan gerakan bersama pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat, guna mencintai dan membeli produk lokal. "Pemerintah akan terus mengkampanyekan semangat cinta produk lokal, agar industri Indonesia dapat terus bertumbuh di negeri sendiri," tegasnya.
Gernas BBI pun, sambung dia, mendorong semakin banyak pelaku IKM atau Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) masuk ekosistem digital. Gati menyebutkan, pada 2020, sebanyak 3,8 juta UMKM telah onboarding di marketplace dari target 2 juta UMKM.
"Pada tahun ini, Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia menargetkan 6,1 juta UMKM masuk ke marketplace dan omsetnya meningkat," katanya. Hal itu, ujar dia, juga merupakan perwujudan rencana strategis Kementerian Perindustrian 2020-2024 guna impementasi Making Indonesia 4.0 dalam memberdayakan pelaku IKM melalui penguasaan teknologi e-business dengan melaksanakan program e-Smart IKM.
Program e-Smart IKM telah berjalan sejak 2017. Sebanyak 13.184 pelaku Industri Kecil dan Menengah di seluruh Indonesia telah dilatih melalui program itu.
Gati menyebutkan, terdapat beberapa manfaat Program e-Smart IKM. Pertama, workshop untuk membuka toko online. Kedua, masuk ke dalam katalog e-smart IKM. Ketiga, akses ke berbagai program Kemenperin seperti restrukturisasi mesin peralatan, klinik HKI, klinik kemasan, sertifikasi TKDN dan SNI, pameran, dan pendampingan teknologi. Lalu keempat, Pendampingan pemasaran online.
Berikutnya kelima, workshop kebijakan atau peraturan pemerintah seperti workshop pengadaan barang dan jasa pemerintah, HKI, ekspor impor, perizinan serta perpajakan. Keenam, workshop bisnis digital dan manajemen bisnis. Kemudian ketujuh, Akses go global.
Gati menuturkan, Gernas BBI telah dimulai pada Januari dari provinsi Bali, kemudian berlanjut ke Sumatera Utara, Nusa Tenggara Barat, serta Jawa Barat. Pada Mei ini berpusat di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Provinsi Jawa Tengah melalui Festival Joglosemar : Artisan of Java.
"Kementerian Perindustrian turut berperan aktif dalam Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia dengan mengusung Festival Joglosemar di sepanjang bulan Mei 2021 ini. Dengan acara puncaknya akan dilaksanakan di Candi Borobudur pada tanggal 20 Mei 2021," ujar dia.
Sasaran pembangunan yang hendak diraih melalui Festival Joglosemar ini di antaranya meningkatkan jumlah pelaku IKM yang masuk di pemasaran online, menciptakan value creation bagi pelaku IKM, serta meningkatkan permintaan produk artisan. Festival Joglosemar ini mengangkat IKM artisan dari Jawa Tengah dan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, namun diharapkan seluruh pelaku industri dan masyarakat dari seluruh Indonesia ikut memeriahkan Festival ini.