Senin 26 Apr 2021 16:21 WIB

Realisasi PMA Naik, Singapura Paling Banyak Berinvestasi

Penanaman Modal Asing pada kuartal I 2021 capai 50,8 persen dari total investasi.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Friska Yolandha
Investasi (Ilustrasi). Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyatakan, realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) pada kuartal pertama tahun ini naik 14 persen dibandingkan periode sama tahun lalu menjadi Rp 111,7 triliun atau 50,8 persen dari total investasi.
Investasi (Ilustrasi). Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyatakan, realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) pada kuartal pertama tahun ini naik 14 persen dibandingkan periode sama tahun lalu menjadi Rp 111,7 triliun atau 50,8 persen dari total investasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyatakan, realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) pada kuartal pertama tahun ini naik 14 persen dibandingkan periode sama tahun lalu menjadi Rp 111,7 triliun atau 50,8 persen dari total investasi. Sebelumnya hanya sebesar Rp 98 triliun atau setara 46,5 persen. 

Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyebutkan, lima negara teratas yang berinvestasi di Indonesia pada kuartal I 2021 yakni Singapura, China, Korea Selatan, Hong Kong, serta Swiss. Masing-masing menanamkan modal sebesar 2,6 miliar dolar AS, 1,0 miliar dolar AS, 0,9 miliar dolar AS, 0,8 miliar dolar AS, serta 0,5 miliar dolar AS.

Baca Juga

"Singapura belum tergoyahkan sepanjang sejarah, karena memang jadi hub bagi negara lain. Kalau Korea Selatan ini biasanya nomor 5 atau 6 tapi kali ini di posisi ketiga, salah satunya karena pembangunan pabrik Hyundai yang pada 2022 bulan Maret April mendatang, mobil listrik insya Allah bis kita produksi," jelas Bahlil dalam konferensi pers virtual, Senin (26/4).

Ia menyebutkan, total investasi Korea Selatan di Indonesia sebanyak 1 miliar dolar AS lebih atau sekitar Rp 20 triliun. Hanya saja baru terealisasi sekitar Rp 13 triliun sampai Rp 14 triliun. "Ini menunjukkan kinerja perusahaan Korea dan perusahaan lain berjalan baik," ujarnya. 

Pada kesempatan itu, Bahlil pun mengatakan ini pertama kalinya Swiss masuk dalam lima besar negara yang berinvestasi di Indonesia. "Swiss ini nggak pernah terjadi sejak pasca reformasi, nggak pernah di lima besar. Dia paling banyak berinvestasi di sektor makanan dan minuman, kehutanan, perdagangan dan industri lainnya," kata dia.

Menurutnya, hal itu menunjukkan investor asal Eropa mulai bergairah. Diharapkan, langkah Swiss tersebut bisa memengaruhi negara lain di Eropa supaya turut berinvestasi di Indonesia.

Bahlil menegaskan, BKPM menyambut baik semua negara yang ingin berinvestasi di dalam negeri. "Semua dilayani, tidak membeda-bedakan negaranya, semua negara punya kesempatan. Ini trust investor terlihat lebih merata," jelas dia. 

Sebagai informasi, BKPM mencatat realisasi investasi di Indonesia pada kuartal I 2021 sebesar Rp 219,7 triliun. Sementara, penyerapan tenaga kerja baru mencapai 311.793.

Realisasi investasi tersebut terdiri dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp 108 triliun atau setara 49,2 persen. Lalu sebesar Rp 111,7 triliun atau 50,8 persen merupakan PMA.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement