REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di zona positif pada perdagangan pagi hari ini, Kamis (22/4). IHSG dibuka naik dan terus menguat hingga 0,30 persen ke level 6.011,39.
Phillip Sekuritas Indonesia memprediksi IHSG hari ini berpeluang menguat sejalan dengan pergerakan indeks saham Asia. Indeks saham Asia pagi ini dibuka naik setelah indeks saham utama di Wall Street semalam reli sehingga menghentikan laju penurunan selama dua hari beruntun.
"Investor memburu saham-saham perusahaan yang di untungkan oleh pemulihan ekonomi Amerika Serikat (AS)," tulis Phillip Sekuritas Indonesia dalam risetnya, Kamis (22/4).
Sejauh ini, Phillip Sekuritas Indonesia melihat, kinerja emiten AS memang jauh melebihi ekspektasi tinggi para analis. Kinerja keuangan emiten ditopang oleh peningkatan pendapatan seiring dengan pulihnya permintaan.
Selain itu laba bersih emiten juga melonjak akibat penerapan kebijakan pemangkasan biaya yang di berlakukan selama masa pandemi. Meskipun demikian, arahan yang di berikan oleh para emiten ternyata tidak seoptimis prospek ekonomi yang di yakini oleh the Fed.
Berkaitan dengan bank sentral, ECB (Bank Sentral Eropa) akan melakukan pertemuan kebijakan hari ini dan diprediksi akan mempertahankan kebijakan moneter. Menurut riset, hal ini mengkonfirmasi bahwa program pembelian aset oleh ECB selama masa pandemi akan dilakukan secara lebih agresif hingga Juni 2021.
ECB juga diyakini akan mempertegas komitmen untuk mengakhiri paket stimulus moneter pada bulan Maret 2022. Di pasar komoditas, harga minyak mentah dunia melanjutkan pelemahan setelah peningkatan volume persediaan BBM di AS membawa kekhawatiran mengenai pemulihan permintaan global atas minyak.
Investor juga akan merespons rilis data mingguan tenaga kerja AS nanti malam di mana jumlah orang yang untuk pertama kali mencairkan tunjangan pengangguran (Initial Jobless Claims) akan mecapai 610 ribu untuk minggu yang berakhir 17 April, atau naik dari 576 ribu pada minggu sebelumnya.
Sementara itu, jumlah orang yang telah mencairkan tunjangan penagngguran selama paling tidak 2 minggu beruntun (Continuing Claims) diprediksi mencapai 3,64 juta jiwa untuk minggu yang berakhir 3 April, turun dari 3,73 juta pada minggu sebelumnya.