REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Wijaya Karya (Persero) atau Wika Agung Budi Waskito mengatakan perusahaan ke depan akan berfokus pada sektor industrial serta metal dan mining. Hal ini tak lepas dari model klaster yang ditetapkan Kementerian BUMN pada setiap perusahaan pelat merah, termasuk BUMN-BUMN yang bergerak di bidang konstruksi atau karya.
"Ke depan BUMN karya akan dibuat pengklasteran, jadi Wika karena ada keunggulan di bidang metal, mining, dan industri sehingga 40 persen pendapatan Wika ke depan itu akan dari industri, metal, dan mining," ujar Agung dalam webinar bertajuk Mengukur Infrastruktur di Jakarta, Rabu (14/4).
Agung mengatakan prepososi ini bagian dalam mewujudkan keinginan Wika menjadi leading company BUMN karya untuk bidang industri, metal, dan mining. Dalam prosesnya, Wika akan ditopang anak usaha seperti Wika Beton, Wika Rekayasa Konstruksi, hingga Wika Bitumen. Meski begitu, lanjut Agung, perusahaan juga tetap menggarap pasar residential dan komersial, seaport, hingga precast lewat anak usaha lain seperti Wika Realty. Pun dengan proyek penugasan pemerintah di bidang jalan, bangunan, dan bendungan.
Agung menyebut sejumlah rencana tersebut merupakan bagian perusahaan dalam menghadapi situasi pandemi maupun pascapandemi dengan mempersiapkan inovasi operasional, investasi quick win, dan digitalisasi.
"Tujuan kita nanti saat semua sudah normal, kita menjadi salah satu perusahaan yang paling siap dengan keuangan dan profit yang baik," ungkap Agung.
Agung mengatakan Wika tak hanya bergerak pada sektor infrastruktur dan gedung, melainkan juga pada sektor Energi dan industrial Plant serta Operasi Luar Negeri. Kata Agung, Wika berkomitmen mengerjakan proyek pemerintah yang kental dengan unsur teknologi dan inovasi seperti proyek MRT, LRT, Kereta Cepat dan APMS Bandara.
"Kta juga membangun bangun 32 pelabuhan di Indonesia. Untuk pembagkit listrik Wika sudah membangun 14 ribu MW atau 21 persen," kata Agung.
Selain domestik, lanjut Agung. Wika juga melakukan sejumlah aktivitas bisnis di sejumlah negara di Afrika dan negara Asia seperti Filipina hingga Taiwan.