REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE – Dalam menjalankan program-programnya, salah satu strategi Pengurus Wilayah Khusus Masyarakat Ekonomi Syariah (PWK MES) Australia adalah membangun jejaring dan sinergi dengan berbagai kalangan di Australia guna mengoptimalkan berbagai potensi pengembangan ekonomi dan keuangan syariah.
Pada awal April 2021 ini, MES Australia menggelar “Inter-State Islamic Economy Roadshow” yang pertama dengan tujuan kota Melbourne dan Canberra. Salah satu di antara sejumlah agenda utama roadshow tersebut adalaha audiensi dengan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Melbourne, yang telah dilaksanakan pada Rabu (7/4) lalu.
Ketua Umum MES Australia, Shaifurrokhman Mahfudz, mengungkapkan bahwa audiensi dengan misi diplomatik RI setempat merupakan langkah penting untuk menyamakan persepsi dan bersinergi memanfaatkan berbagai potensi yang ada dan layak dikembangkan.
“Tahun 2020 lalu, kami telah beraudiensi pula dengan Duta Besar RI untuk Australia, Bapak KristiartoLegowo, dan Konsul Jenderal RI di Sydney, Bapak Heru Subolo. Dari beliau berdua dan jajaran, kami mendapatkan banyak masukan untuk program MES ke depan. Dan pertemuan tersebut kami lanjutkan dengan bersilaturahim dengan misi diplomatik RI di Melbourne ini,” tuturnya dalam rilis yang diterima Republika.co.id.
Di KJRI Melbourne, rombongan yang terdiri dari sejumlah pengurus dan pembina MES Australia diterima oleh Pelaksana Tugas (Acting) Konsul Jenderal RI di Melbourne, Muniroh Rahim, beserta jajaran yang membidangi fungsi ekonomi.
Tujuan dari audiensi ini adalah mendiskusikan berbagai potensi dan sinergi pengembangan ekonomi syariah, terutama di kalangan diaspora masyarakat Indonesia di Australia, dan lebih khusus lagi di negara bagian Victoria dan Tasmania yang menjadi wilayah kerja KJRI Melbourne. Topik yang mendapat sorotan di antaranya adalah pemanfaatan dan akselerasi The Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) serta potensi kerja sama dengan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Tanah Air.
Muniroh menyampaikan antusiasme pihaknya atas program roadshow dan audiensi MES Australia. “Kami berharap MES Australia dapat berperan mendukung program KJRI Melbourne di bidang ekonomi, terlebih dengan telah diratifikasinya IA-CEPA antara Indonesia dan Australia. Dengan IA-CEPA ini, potensi bisnis dan perdagangan yang ada semoga dapat dimanfaatkan semakin luas, baik oleh diaspora warga Indonesia di Australia maupun oleh pelaku usaha Indonesia yang ingin masuk ke pasar Australia,” ungkapnya.
Sebagai kota terbesar kedua di Australia setelah Sydney, Melbourne memiliki komunitas diaspora Indonesia yang juga cukup besar. Sebagian memang merupakan pemegang temporary visaseperti pelajar dan pekerja, namun sebagian yang lain telah bermukim secara permanen di kotatersebut. Dengan pasar yang signifikan, terbuka potensi besar bagi wirausahawan diaspora Indonesia untuk mengembangkan bisnisnya, serta bagi pelaku usaha di Tanah Air untuk menjadikan Melbourne—dan Australia pada umumnya—sebagai target ekspansi bisnis.
Lebih lanjut Shaifurrokhman menguraikan, dukungan dan edukasi untuk pelaku bisnis dan perdagangan dariI ndonesia yang ingin memperluas pasar ke Negeri Kanguru menjadi salah satu fokus utama dalam diskusi tersebut. “Bagaimanapun, ketika kita ingin masuk ke pasar negara orang, ada banyak hal yang perlu diperhatikan karena lingkungan dan situasinya bisa sangat berbeda dengan di Indonesia. Misalnya darisi sire gulasi, criteria produk yang boleh masuk, quality control, dan sebagainya,” papar pria yang juga kandidat doktor di salah satu perguruan tinggi di Sydney ini.
MES Australia berharap bisa memberikan dukungan yang berarti bagi pelaku usaha UMKM Tanah Air yang ingin memperluas pasar ke Australia, khususnya di sektor industri halal. Dengan demikian, kata dia, produk-produk keluaran UMKM Indonesia bisa dinikmati oleh masyarakat di Australia.
Demikian juga dukungan dan komunikasi dengan beberapa pihak seperti Perhimpunan Baitul Maal wat Tamwil (BMT) Indonesia, Kamar Dagang dan Inkubasi (Kadin) Pesantren, dan Asosiasi Koperasi Syariah Indonesia (Aksyindo).
“Insya Allah kami berupaya bisa melakukan bridging, menjembatani pelaku usaha UMKM Tanah Air dengan pihak-pihak terkait, agar hajat-hajat yang terkait kemakmuran umat ini bisater capai,” ujar Shaifurrokhman.
Di samping dukungan bagi pelaku UMKM Tanah Air, audiensi antara MES Australia dan KJRI Melbourne ini juga menyoroti dukungan bagi diaspora warga Indonesia di Australia dalam mengoptimalkan berbagai potensi bisnis di antara kedua negara. Salah satunya adalah terkait keterlibatan aktif diaspora Indonesia dalam sertifikasi halal di Negeri Kanguru.
Dengan banyaknya pelaku industri halal di Australia yang mengekspor produk ke Indonesia, antara lain daging sapi dan produk pangan lainnya. Hal ini menjadi potensi yang perlu dioptimalkan oleh diaspora Indonesia. Di antaranya dalam bentuk pendirian lembaga sertifikasi halal yang diinisiasi dan dikelola oleh diaspora warga Indonesia yang bermukim di Australia, termasuk di negara bagian Victoria dan Tasmania.
“Hal inisesuaiarahan yang disampaikan oleh Duta Besar RI untuk Australia, Bapak Y. KristiartoS. Legowo, ketika kami bertemubeliau akhir tahunlalu. Menjadi langkah penting dan strategis untuk meningkatkan keterlibatan aktif diaspora warga Indonesia dalam proses sertifikasi halal di Australia ini,” pungkas Shaifurrokhman.
Selepas penyelenggaraan audiensi ini, baik MES Australia dan KJRI Melbourne bertekad untuk melanjutkan langkah-langkah aktif untukmempercepat implementasi agenda-agenda yang telah dibahas bersama. Dengandemikian, dapat diwujudkan kemaslahatan yang semakin luas bagi warga Indonesia, baik di Tanah Air maupun kalangan diaspora di Australia. Dalam roadshow di Melbourne ini, pengurus MES Australia juga melakukan pertemuan dengan sejumlah tokoh komunitas diaspora Indonesia di ibukota Victoria tersebut.