Jumat 09 Apr 2021 12:24 WIB

Tahun Ini Pertamina Targetkan Penjualan Solar 12,7 Juta KL

Kebutuhan solar industri dan marine dalam 5 tahun ke depan cenderung menurun.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
Petugas meletakkan jeriken berisikan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar untuk layanan pesan antar BBM Pertamina di SPBU Pertamina MT Haryono, Jakarta, Rabu (25/3/2020).
Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Petugas meletakkan jeriken berisikan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar untuk layanan pesan antar BBM Pertamina di SPBU Pertamina MT Haryono, Jakarta, Rabu (25/3/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina Patra Niaga menargetkan penjualan solar untuk industri dan marine dapat mencapai 12,7 juta kiloliter (kl) pada tahun ini. Realisasi penjualan solar pada 2020 kemarin tercatat mencapai 11,83 juta kl.

Vice President Industrial & Marine Fuel Business PT Pertamina Patra Niaga, Sub Holding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero) Waljiyanto memperkirakan bahwa kebutuhan solar industri dan marine dalam 5 tahun ke depan cenderung mengalami penurunan. Hal ini mempertimbangkan kondisi pandemi Covid-19 yang belum normal.

Baca Juga

"Tahun 2021 saya perkirakan kami akan mendapat proyeksi 12,74 juta kl. Kemudian turun, turunnya ini kami perkirakan pandemi masih belum normal. Setelah 5 tahun baru diperkirakan akan kembali seperti semula," ujar Waljiyanto, Jumat (9/4).

Penurunan penjualan akibat dampak pandemi Covid-19 telah dirasakan sejak tahun lalu. Realisasi pada 2020 sebesar 11,83 juta kl ini turun 2,06 persen dibandingkan realisasi pada 2019 yang mencapai 12,08 juta kl.

Waljiyanto menjelaskan segmen konsumen solar industri dan marine yang terbesar berasal dari segmen bisnis yang meliputi industri perkebunan, pertambangan, dan lainnya. Segmen bisnis ini berkontribusi sebesar 29 persen dari total penjualan perseroan.

Segmen konsumen terbesar kedua, yakni segmen strategis, seperti PT PLN (Persero), PT KAI (Persero), dan lainnya, dengan kontribusi sekitar 22 persen. "Market share kami tidak bergerak jauh dari tahun 2018 sebesar 75 persen, 2019 juga 75 persen, dan 2020 naik sedikit 1 persen," kata Waljiyanto.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement