Kamis 08 Apr 2021 21:27 WIB

Pertamina Lirik Potensi Green Bond untuk Proyek EBT

Salah satu proyek yang disasar dalam penerbitan Green Bond adalah panas bumi

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Direktur Keuangan PT Pertamina (Persero) Emma Sri Martini. PT Pertamina (Persero) mengaku tertarik untuk menerbitkan green bond dalam rangka menambah ekuitas untuk menyelesaikan proyek-proyek energi terbarukan. Khususnya, untuk proyek panas bumi yang memang selama lima tahun mendatang akan didorong Pertamina untuk lebih besar berkontribusi di Indonesia.
Foto: Republika/Prayogi
Direktur Keuangan PT Pertamina (Persero) Emma Sri Martini. PT Pertamina (Persero) mengaku tertarik untuk menerbitkan green bond dalam rangka menambah ekuitas untuk menyelesaikan proyek-proyek energi terbarukan. Khususnya, untuk proyek panas bumi yang memang selama lima tahun mendatang akan didorong Pertamina untuk lebih besar berkontribusi di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) mengaku tertarik untuk menerbitkan green bond dalam rangka menambah ekuitas untuk menyelesaikan proyek-proyek energi terbarukan. Khususnya, untuk proyek panas bumi yang memang selama lima tahun mendatang akan didorong Pertamina untuk lebih besar berkontribusi di Indonesia.

Direktur Keuangan Pertamina Emma Sri Maritini mengaku untuk beberapa tahun terakhir Indonesia memang sulit untuk bisa mendapatkan pendanaan hijau. Sebab, energi fossil masih mendominasi sektor energi saat ini. Hanya saja, melihat kebijakan pemerintah yang mendorong energi baru untuk menjadi prioritas maka peluang untuk pendanaan hijau ini bisa terbuka lebar.

"Kami melihat peluang untuk bisa ikut serta dalam penerbitan green bond ini. Mungkin tidak untuk tahun ini. Tapi untuk tahun tahun mendatang khususnya untuk mendanai proyek proyek panas bumi yang kami kembangkan itu sangat cocok untuk green bond," ujar Emma dalam sebuah webinar, Kamis (8/4).

Emma juga menjelaskan saat ini Pertamina sendiri secara bertahap juga melakukan diversifikasi bisnis dari yang semula fossil fuel menjadi renewable energi. Salah satunya kata Emma dalam sektor panas bumi."Kami tentu saja juga melakukan pengembangan panas bumi. Kami juga punya anak usaha yang fokus untuk mengembangkan potensi panas bumi tersebut," kata Emma.

Emma merinci selama ini pendapatan pertamina ditopang masih dari energi fosil. Untuk energi baru hanya berkontribusi paling tidak lima persen dari total pendapatan. Namun, karena adanya komitmen untuk mendukung energi bersih, perusahaan mentargetkan pendapatan dari sektor renewable energi bisa mencapai 10-15 persen.

"Dalam rencana induk kami paling tidak di lima tahun mendatang reveneu kita di bidang energi bersih bisa naik 10-15 persen," ujar Emma.

Emma menjelaskan melihat potensi dan fokus Pertamina kedepan perusahaan tidak menutup diri untuk kemungkinan menerbitkan Green Bond. Hanya saja, mungkin kata Emma itu bisa dilakukan langsung oleh anak usahanya."Jadi mungkin itu bisa dilakukan oleh anak usaha kami yang memang fokus di Panas Bumi," ujar Emma.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement