REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, jamin ketersediaan daging jelang Ramadhan dan Idul Fitri tahun ini dalam kondisi cukup dan aman. Ia menyebut untuk memenuhi kebutuhan daging nasional, pihaknya tidak hanya mengandalkan mekanisme impor, tetapi juga memaksimalkan produksi daging dalam negeri.
“Selama Ramadhan, biasanya daging menjadi salah satu kebutuhan pangan yang cukup tinggi permintaannya, kami akan lakukan berbagai upaya untuk memenuhi kebutuhan itu, baik dalam bentuk daging segar maupun beku, kami akan maksimalkan dari berbagai tempat termasuk produksi dalam negeri ” ungkap Syahrul saat meninjau Toko Daging Nusantara GDC, Depok, Senin (5/4).
Syahrul mengatakan kunjungannya ke Toko Daging Nusantara ini menjadi salah satu upayanya dalam memastikan pangan masyarakat khususnya daging. Ia mengaku akan meningkatkan sinergi dengan pihak terkait untuk mengamankan ketersediaan maupun distribusi pangan secara umum.
“Pangan itu sangat terkait dengan supply and demand, maka untuk menjaga ini saya akan bekerjasama dengan pihak - pihak terkait, salah satunya Mendag untuk mendekatkan produksi dengan pasar, jika masih terjadi lonjakan tentu kami akan lakukan operasi pasar, hari ini saya juga mengecek ketersediaan daging bersama Ibu Diana, salah satu Ketua Asosiasi atau UMKM daging, ini juga menjadi bagian kami untuk memperkuat upaya pemenuhan pangan” tuturnya.
Syahrul menuturkan secara umum stok 11 (sebelas) pangan nasional dalam kondisi yang aman dan terkendali, ia menegaskan pihaknya tidak akan berhenti mengecek ketersediaan pangan hanya lewat data tetapi juga akan memantau ketat pergerakan stok pangan di lapangan terutama selama Bulan Ramadhan dan Idul Fitri tahun ini.
Adapun 11 komoditas pangan dasar yang dimaksud antara lain beras, jagung, bawang merah, bawang putih, cabai besar, cabai rawit, daging sapi, daging kerbau, telur ayam ras, minyak goreng, dan gula pasir.
“Dari 11 komoditi dasar yang ada, Bapak Presiden minta betul - betul harus di cek dan dikontrol, tidak hanya data, tetapi kita harap ketersediaan pangan itu betul - betul ada real di lapangan, dari prognosa atau perkiraaan yang ada, Insyaallah bisa kita kendalikan, mudah - mudahan terus diamankan dengan standar - standar yang ada” ungkap Syahrul.
Terkait stok daging , Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, mengatakan meski Bulan April ini umat muslim di dunia akan menjalankan ibadah puasa, tetapi kondisi permintaan daging masih dalam batas normal, hal ini disebabkan Indonesia masih dalam kondisi covid dan aktivitas perekenomian belum sepenuhnya pulih.
“Hasil prognosa kita dengan memperhitungkan kebutuhan normal di April itu sekitar 26 ribu ton, kemudian di Mei bertepatan puasa dan lebaran kurang lebih butuh 76 ribu ton, ini masih dalam posisi kebutuhan normal, dengan adanya covid, daya beli turun, Resto, Horeka juga belum sepenuhnya normal, tentu angka ini bisa terkoreksi, tapi terus kami update setiap akhir bulan” rinci Nasrullah.
Nasrullah merinci stok daging di Bulan Februari dan Maret dalam kondisi surplus, dan angka itu akan memperkuat ketersediaan daging nasional di periode April dan Mei mendatang. Jika ditotalkan, lanjutnya, stok daging di Bulan Maret ditambah kekuatan produksi dalam negeri, dapat dipastikan pemenuhan daging masyarakat selama Ramadhan dan Idul Fitri dalam posisi yang aman.
“Di Maret kebutuhan kita di 37 ribu, dan ada surplus sekitar 27 ribu, untuk periode berikutnya stok juga dipenuhi dari sapi bangkalan dan sapi lokal, angkanya kurang lebih 188 ribu ekor yang siap dipotong,ini untuk periode April dan Mei, dan stok daging beku yang ada di gudang - gudang di Bulan Maret ada 24 ribu, angka suprlus ini untuk memperkuat stok di April, jika di total di Mei nanti, InsyaAllah stok daging sapi atau kerbau cukup untuk memenuhi kebutuhan daging masyarakat selama puasa dan Idul Fitri” tutup Nasrullah.