REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan, angka inflasi pada bulan Maret 2021 sebesar 0,08 persen. Angka inflasi tersebut mengalami penurunan dari Februari 2021 yang sebesar 0,10 persen maupun Maret 2020 yang mencapai 0,10 persen.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto, menjelaskan, dengan angka inflasi tersebut, angka inflasi secara tahunan (year on year/yoy) sebesar 1,37 persen adapun inflasi tahun kalender (year to date/ytd) mencapai 0,44 persen.
"Perkembangan inflasi secara bulanan masih mengalami penurunan, demikian juga inflasi secara tahunan yang turun," kata Setianto dalam konferensi pers, Kamis (1/4).
Setianto memaparkan, dari 90 kota indeks harga konsumen (IHK), sebanyak 58 kota mengalami inflasi. Sisanya, sebanyak 32 kota mengalami deflasi.
Inflasi tertinggi terjadi di Jayapura, Papua sebesar 1,07 persen. Adapun deflasi tertinggi terdapat di Baubau, Sulawesi Tenggaran sebesar -0,99 persen.
Lebih lanjut, ia menyampaikan, ditinjau dari kelompok pengeluaran, inflasi pada bulan Maret didominasi oleh inflasi kelompok makanan, minuman, dan tembakau. Di mana, kelompok terebut mengalami inflasi 0,10 persen dan memberikan andil inflasi hingga 0,40 persen.
"Ini utamanya karena ada inflasi di jenis komoditas cabai rawit, bawang merah, dan cabai merah," kata dia.