REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk menyelenggarakan Garuda Indonesia Online Travel Fair (GOTF) 2021 usai digelar terakhir pada 2019. Travel fair kali ini memberikan berbagai macam diskon bagi masyarakat yang ingin menikmati liburan di tengah pandemi Virus Corona.
Direktur Niaga dan Kargo Garuda Indonesia Mohammad Rizal Pahlevi mengatakan GOTF diselenggarakan pada 25 Maret hingga 31 Maret 2021. Perseroan bekerja sama dengan PT Bank Central Asia Tbk, dengan menawarkan promo khusus bagi nasabah BCA."Terselenggara pada 25 Maret hingga 31 maret 2021. Pada 26 hingga 31 Maret dibuka secara umum melalui digital channel Garuda Indonesia," ujarnya saat konferensi pers virtual, Selasa (23/3).
Adapun beberapa promo yang ditawarkan kali ini diantaranya diskon 85 persen untuk tiket penerbangan ke berbagai daerah tujuan wisata misalnya Jakarta menuju Bali, pulang pergi dikenai harga Rp 940.000."Penawaran spesial GOTF 2021 seperti diskon hingga 85 persen tiket pesawat misalnya Jakarta-Labuan Bajo Pulang Pergi seharga Rp1,4 juta," ujar Rizal.
Rizal melanjutkan batas penerbangan untuk promo pembelian tiket tersebut dibatasi hingga Maret 2022. Selain tiket pesawat, diskon juga diberikan untuk pemesanan hotel dan paket wisata selama GOTF 2021. Pelanggan akan mendapatkan diskon sebesar 40 persen untuk pemesanan hotel dan paket wisata selama GOTF 2021. Pelanggan juga berkesempatan mendapatkan voucher dan penawaran spesial dari partner yang bekerja sama dengan Garuda Indonesia di GOTF 2021.Para nasabah dapat menggunakan channel digital resmi seperti aplikasi mobile apps Fly Garuda, Website Garuda Indonesia maupun microsite GOTF.
Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra mengatakan pelaksanaan GOTF merupakan salah satu wujud komitmen Garuda Indonesia untuk berpartisipasi aktif dalam mendukung pemulihan perekonomian nasional.“Terutama dari sektor pariwisata, dengan memberikan berbagai penawaran khusus dan menarik bagi seluruh masyarakat Indonesia yang akan melaksanakan penerbangan ke berbagai destinasi wisata unggulan nasional,” ucapnya.
Baca juga : Menkes Ungkap Alasan Indonesia tak Bisa Pilih Jenis Vaksin