Senin 15 Mar 2021 16:29 WIB

Bulog Sebut Impor Beras 2018 Masih Tersisa 275 Ribu Ton

Dari jumlah beras itu, 106 ribu ton sudah turun mutu karena disimpan terlalu lama.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolandha
Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso (Buwas), menyampaikan masih terdapat sisa beras impor yang masuk tahun 2018 sebanyak 275.811 ton.
Foto: ASEP FATHULRAHMAN/ANTARA
Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso (Buwas), menyampaikan masih terdapat sisa beras impor yang masuk tahun 2018 sebanyak 275.811 ton.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso (Buwas), menyampaikan masih terdapat sisa beras impor yang masuk tahun 2018 sebanyak 275.811 ton. Dari jumlah itu, hampir sebagian atau 106.642 ton telah mengalami turun mutu akibat penyimpanan dalam waktu lama.

"Perlu disampaikan dari jumlah stok cadangan beras pemerintah (CBP), ada beras turun mutu 106.642 ton dari total eks impor tahun 2018 sebesar 1.785.450 ton," kata Buwas dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi IV DPR, Senin (15/3).

Penyaluran beras impor sejak 2018 tidak begitu lancar lantaran Bulog tak lagi memiliki kewajiban menyalurkan Beras Sejahtera (Rastra) sejak akhir 2018. Ia mengatakan tahun 2018 total penyaluran beras impor tersebut hanya 321.320 ton. Memasuki 2019, penyaluran sebesar 529.110 ton.

Pada 2020, total penyaluran mencapai 617.754 ton sedangkan tahun ini baru tersalurkan 41.635 ton. "Bulog kehilangan (pasar) untuk penyaluran Rastra sebanyak 2,6 juta ton per tahun itu berdampak ke sisa beras impor 1,7 juta ton tadi," kata Buwas.

Ia mengatakan, CBP merupakan kepentingan pemerintah namun pengolahan CBP terlalu berpusat di sisi hulu sementara hilir tidak memiliki kepastian. Oleh karena itu, Buwas menilai perlu ada peninjauan ulang terhadap kebijakan penyediaan CBP.

Menurutnya, untuk pemenuhan CBP saat ini dapat dipenuhi dari dalam negeri. Buwas menambahkan, penugasan yang diberikan kepada Bulog dalam penyediaan CBP harus mempertimbangkan beban kinerja Bulog baik secara finansial dan operasional. Itu agar tersedia ruang yang lebar bagi Bulog untuk terus menyerap gabah dari petani.

Sebetulnya, kata Buwas, total kapasitas gudang Bulog mencapai 3,6 juta ton. Namun, dalam melakukan penyerapan dan penyimpanan beras, Bulog harus memperhitungkan potensi pasar yang ada sehingga arus keluar masuk beras menjadi lancar.

Sementara saat ini, kata Buwas, Bulog sudah tidak memiliki penugasan rutin setiap tahun dalam penyaluran Rastra sebanyak 2,6 juta ton per tahun. "Hari ini kami sedang lakukan penyerapan gabah dan beras di seluruh Indonesia. Prinsipnya kami utamakan produksi dalam negeri," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement