REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan pembiayaan bagian dari Akulaku Group, PT Akulaku Finance Indonesia, meyakini laju pertumbuhan pengguna paylater atau layanan pinjaman daring tanpa kartu kredit semakin meningkat di Indonesia pada tahun ini. Adapun pembayaran ini memungkinkan konsumen membayar suatu transaksi kemudian hari baik dengan sekali bayar atau dengan mencicil.
Presiden Direktur Akulaku Finance Indonesia Efrinal Sinaga mengatakan ada sejumlah faktor pendukung yang dapat melanjutkan tren peningkatan adopsi paylater pada era kebiasaan baru, salah satunya pergeseran kebiasaan konsumen menjadi serba digital.
"Pandemi menjadi salah satu game changer yang mengubah berbagai kebiasaan masyarakat menjadi serba distancing dan digital, contactless, dan cashless, termasuk dalam hal mengakses layanan keuangan," ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (10/3).
Menurutnya penggunaan fitur paylater Akulaku semakin diminati bukan hanya karena menjamin kemudahan dalam bertransaksi bagi masyarakat, namun juga memberikan keleluasaan bagi pengguna dalam mengelola arus kas ketika menghadapi tekanan ekonomi.
Di samping itu, lanjutnya, masih cukup tingginya persentase masyarakat unbanked dan underbanked di Indonesia menjadi peluang bagi penyedia layanan paylater untuk menjangkau masyarakat luas. Terlebih, hal tersebut juga didukung oleh tingginya penetrasi internet yang telah menjangkau hampir 75 persen populasi dan program penyediaan infrastruktur telekomunikasi yang menargetkan zero blank spot hingga ke berbagai pelosok.
Riset Coherent Market Insights memproyeksikan pasar paylater global dapat menyentuh 33,6 miliar dolar AS pada 2027 dengan laju pertumbuhan sebesar 21,2 persen setiap tahun.